Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
TUJUAN ALLAH MEMBERI BERKAT
Ruang Remaja

"Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat;
karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar,
bukan saja seperti waktu aku masih hadir,
tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,
karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu
baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya."
Filipi 2:12-13 TB
Kisah Neil Gaiman: Mengubah Rasa Bosan Menjadi Buku Best-Seller
Setiap remaja tahu rasanya: tugas sekolah menumpuk, tetapi kamu malah asyik menggulir media sosial. Inilah prokrastinasi (penundaan), penyakit yang menjangkiti banyak orang, termasuk penulis legendaris seperti Neil Gaiman (penulis Coraline, Sandman, American Gods).
Meskipun Gaiman adalah seorang penulis yang karyanya diakui, ia secara terbuka mengakui bahwa ia sering berjuang melawan kecenderungan untuk menunda. Bagi seorang penulis, menunda berarti tidak ada buku yang jadi.
Gaiman menemukan sebuah trik sederhana namun genius untuk mengatasi penundaannya, yang ia sebut sebagai "Strategi Kursi".
Ketika ia harus menulis tetapi merasa terhambat, ia akan pergi ke ruang kerjanya dan duduk di kursi khusus yang ia tetapkan untuk menulis. Ia membuat perjanjian sederhana dengan dirinya sendiri: "Aku akan duduk di sini. Aku bisa melakukan apa pun yang aku mau, asalkan aku tetap di kursi itu. Aku boleh duduk dan tidak menulis sama sekali, tapi aku tidak boleh melakukan hal lain."
Hasilnya? Gaiman sering kali merasa sangat bosan setelah 15 atau 20 menit hanya duduk diam menatap dinding. Daripada terus merasa bosan, otaknya akan berkata, "Lebih baik aku menulis satu kalimat saja daripada hanya duduk tanpa melakukan apa-apa." Dari satu kalimat itulah, ide mengalir dan akhirnya buku-buku hebat pun tercipta.
Kisah Gaiman mengajarkan kita bahwa seringkali, tantangan terbesar bukanlah memulai pekerjaan besar, tetapi sekadar memulai pekerjaan itu sendiri—mengubah kemalasan menjadi tindakan kecil yang tidak bisa dinegosiasikan.
Relevansi dengan Alkitab: Kemauan dan Pekerjaan dari Tuhan
Strategi Gaiman untuk mengatasi prokrastinasi sangat berkaitan dengan prinsip yang diajarkan dalam Filipi 2:12-13. Paulus mengajak kita untuk "mengerjakan" (work out) keselamatan kita, karena kita tidak sendirian; Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan.
Prokrastinasi seringkali terjadi karena kita merasa terbebani dan berpikir bahwa kemauan (motivasi) harus datang sebelum pekerjaan. Ayat ini membalikkan logika tersebut: Tuhan sudah menaruh kemauan (motivasi) dan kemampuan (pekerjaan) itu di dalam kita!
Tugas kita bukanlah menunggu motivasi sebesar gunung untuk memulai, tetapi sekadar mengambil langkah iman (duduk di kursi, membuka buku) dan mulai "mengerjakan" bagian kita. Sama seperti Gaiman yang hanya perlu memaksa dirinya hadir, kita perlu memaksa diri untuk memulai. Ketika kita menunjukkan keseriusan dan mengambil langkah kecil itu, Roh Tuhan akan bekerja di dalam kita, mengaktifkan kemauan dan memimpin kita untuk menyelesaikan pekerjaan.
Apa yang Bisa Kita Pelajari?
1. Hentikan Zero-Sum Thinking
Jangan berpikir kamu harus menyelesaikan semuanya sekarang. Fokuslah pada kemenangan kecil: "Aku hanya akan mengerjakan soal matematika ini selama 10 menit" atau "Aku hanya akan menulis draf kasar paragraf pertama."
2. Jangan Menunggu Mood Sempurna
Banyak orang menunda bukan karena malas, tapi karena menunggu “mood bagus” atau “waktu yang tepat”. Padahal, kalau terus menunggu, pekerjaan tidak akan pernah mulai. Mulailah saja sedikit demi sedikit—nanti mood akan menyusul.
3. Proses Mengalahkan Perfectionism
Seringkali kita menunda karena takut hasilnya tidak sempurna. Ingat, draf yang buruk jauh lebih baik daripada halaman kosong. Fokuslah pada proses penyelesaian, bukan kesempurnaan.
4. Kerjakan Bagianmu
Kamu tidak bertanggung jawab atas motivasi yang besar (itu bagian Tuhan), tetapi kamu bertanggung jawab atas tindakan kecil untuk memulai. Percayalah bahwa begitu kamu bergerak, dorongan akan datang.
Sebagai remaja, jangan biarkan rasa takut atau rasa bosan mencuri waktumu. Ubah kecenderungan menunda menjadi tindakan kecil hari ini. Karena di dalam tindakan sederhana itulah, hasil yang luar biasa akan menantimu. (MA)
"If you do not write it,
it will never be written."
Neil Gaiman
Dunia Kita

Tahukah kamu bahwa garam dapur (NaCl), meskipun hanya terdiri dari dua elemen kimia sederhana, pernah menjadi komoditas yang sangat berharga di masa lalu? Di beberapa peradaban kuno, garam digunakan sebagai mata uang, bahkan menjadi sumber konflik dan perang. Fungsinya melampaui sekadar penyedap rasa; garam adalah agen pengawet makanan yang vital, memungkinkan makanan bertahan lama pada masa sebelum adanya lemari es. Kemampuan garam untuk mencegah pembusukan dan memberikan rasa pada hal-hal yang tawar menunjukkan bahwa hal-hal kecil yang murni dan berdaya guna dapat memiliki nilai dan dampak yang jauh melampaui ukuran fisiknya.
PROSES PEMBERIAN NILAI ARAM MENGUBAH RASA DAN MEMPERKUAT KETAHANAN
Garam diperoleh melalui proses yang lambat, seperti penguapan air laut di bawah sinar matahari (garam laut) atau penambangan dari dalam bumi. Dalam makanan, garam bekerja dengan meningkatkan intensitas rasa lain, tidak hanya memberikan rasa asin. Ia membuat rasa manis menjadi lebih manis, dan rasa pedas menjadi lebih berkarakter. Ini adalah pelajaran tentang peran katalis dan peningkatan nilai.
Garam tidak mencoba mendominasi rasa, tetapi berperan untuk mengeluarkan potensi terbaik dari bahan-bahan di sekitarnya. Ini menunjukkan bahwa dampak terbaik sering kali datang dari membuat orang lain menjadi lebih baik, bukan hanya menonjolkan diri sendiri.
APA KATA ALKITAB?
GARAM SEBAGAI KESAKSIAN DAN PERJANJIAN
Alkitab menggunakan garam sebagai metafora penting untuk perjanjian, kemurnian, dan fungsi orang percaya di dunia. Yesus sendiri menggunakan perumpamaan garam untuk menggambarkan peran pengikut-Nya. Dalam Matius 5:13, Yesus berkata:
"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak-injak orang."
Ayat ini mengajarkan bahwa orang percaya memiliki dua fungsi utama:
1. Memberi Rasa (membawa karakter dan kebaikan Ilahi ke dalam dunia yang tawar) dan
2. Mengawetkan (mencegah kebusukan moral dan etika dalam masyarakat).
Kita harus menjaga "rasa" atau kualitas kita agar tetap berdampak dan relevan.
KESIMPULAN
Fakta unik tentang garam ini memberikan pelajaran: Nilai sejati terletak pada fungsi dan kita dipanggil untuk berdampak. Jangan pernah meremehkan betapa pentingnya peranmu, sekecil apa pun dirimu. Jadilah seperti garam: murni, mengawetkan kebaikan, dan memberikan rasa terbaik bagi dunia di sekitarmu, sehingga hidupmu tidak menjadi berharga. (MA)
Ruang Kesaksian

"Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."
Filipi 4:13 TB
Perkenalkan nama saya Andrew, saya sudah berkeluarga dan memiliki 2 orang putra. Sejak kecil saya tumbuh di tengah keluarga yang cinta Tuhan. Pada tahun 1998 saya pindah menetap di Amerika dan berjemaat di GBI New Jersey.
Pada kesempatan ini saya ingin berbagi cerita, menyaksikan pertolongan Tuhan serta kebaikan-Nya dimana Tuhan sudah memberikan kesempatan hidup yang ke dua dalam hidup saya.
Bulan November 2022, saya ada perjalanan ke London dalam rangka tugas kerja. Pagi itu ditemani istri saya Lili kami menuju airport menggunakan Uber. Saat berada di daerah Broocklyn New York dada saya terasa nyeri, dan ketika ingin mengambil botol air minum tiba-tiba saya tidak sadarkan diri. Spontan istri saya panik, langsung menghubungi nomor darurat 911. Tidak lama ambulans pun datang, saya langsung dibawa ke RS terdekat, saat itu saya sudah tidak sadarkan diri.
Saya dibawa ke RS di daerah Broocklyn New York. Lebih dari 24 jam mereka menstabilisasi saya. Namun keesokan harinya saya dipindah ke RS lain, karena mereka tidak sanggup menanggani. Saya mengalami burn aorta. Yaitu robeknya urat nadi besar yang memompa darah ke jantung, ginjal dan hati.
Akibat urat nadi robek, aliran darah ke hati dan ginjal berkurang, sehingga ginjal dan hati stop berfungsi. Akibatnya darah menggenang di sekitar jantung. Menurut dokter jika tidak segera diatasi jantung akan sulit bekerja karena tertutup darah dan cairan. Tetapi Puji Tuhan, saya melihat Tuhan campur tangan di dalamnya. Pertolongan pertama diberikan sebelum dipindah ke RS lain, dikarenakan mereka tidak sanggup menangani keadaan ini.
Satu hal yang saya syukuri, Tuhan Yesus sungguh baik. Pagi itu saya pesan Uber, namun dua kali di cancel dan baru yang ke tiga datang sekitar 30 menit. Yang kedua saat ambulans datang dan menempuh perjalanan ke RS hanya 7 menit. Saya percaya Tuhan yang membuka jalan sehingga tidak ada kemacetan, padahal jalur Brocklyn New York terkenal lalu lintasnya padat. Kalau bukan Tuhan yang membuka jalan, tidak mungkin ambulans bisa tiba secepat itu. Saat itu darah sudah keluar kemana-mana. Tetapi Puji Tuhan kondisi ini tidak menghentikan jantung saya. Kalau bukan Tuhan yang menolong, saya tidak akan lolos dari maut.
Langkah pertama yang dilakukan melalui tindakan operasi. Dada saya dilubangi, mereka memompa semua darah dan cairan yang menutupi sekitar jantung. Supaya jantung bisa kembali bekerja. Mereka masih belum berani melakukan operasi yang besar untuk memperbaiki aorta yang bocor. Tindakan operasi baru dapat dilakukan setelah fungsi ginjal dan hati mencapai sekian persen.
Empat hari kemudian mereka melihat kondisi saya, walaupun belum mencapai presentasi yang aman untuk operasi tetapi liver sudah mulai bekerja, ginjal masih belum mencapai target. Namun dokter bedah memutuskan untuk mengambil tindakan operasi, karena lebih berbahaya dan beresiko jika harus menunggu.
Operasi kedua dilakukan, aorta saya dipasangi clap. Situasi itu kritikal secara medis, tetapi jika tidak dilakukan lebih ktitikal lagi. Saya percaya Tuhan campur tangan di dalamnya sehingga operasi itu berhasil. Namun setelah beberapa hari kemudian dari hasil pemeriksaan melalui X-ray masih ada cairan-cairan disekitar jantung. Jadi mereka melakukan pembersihan dengan operasi yang ke 3.
Sejak awal dibawa ke rumah sakit sampai dilakukan tindakan operasi kondisi saya tidak sadar. Tetapi menurut istri, saat di emergency beberapa kali tangan saya bereaksi, seperti ingin bicara namun tidak bisa. Setelah operasi yang ke tiga dan masuk ke ICU, di situ saya baru sadar.
Semua tubuh saya dipasangi banyak alat; mulai dari kepala, oksigen, ventilator, makanpun masuk melalui lewat hidung. Ginjal saya masih belum berfungsi, karena belum mencapai 50% saya juga harus cuci darah.
Selama itu saya merasakan Tuhan berikan kekuatan, Tuhan ingatkan juga selama saya di ICU bahwa kasih-Nya tidak pernah meninggalkan saya. Istri saya juga selalu menemani. Jika orang menanyakan keadaan saya, maka jawabnya selalu dengan iman; "baik, semakin baik". Meskipun dihatinya ada rasa takut, takut kehilangan dan lain sebagainya. Sampai ada orang yang berkomentar: "Kok jawabnya baik sich? Kan keadaannya lagi begitu?" Tetapi istri saya menjawab: "Iman saya berkata dia semakin baik". Istri saya selalu memperkatakan yang baik buat kondisi saya.
Setelah siuman saya tidak bisa bergerak, tidur telentang, mau miring ke kiri tidak ada tenaga sama sekali. Setiap hari mereka menanyakan nama saya siapa? Saya ada dimana? Mereka ingin melihat bagaimana respon saya. Puji Tuhan keadaan saya tidak mempengaruhi otak saya. Setelah keluar dari ICU saya ikut rehabilitasi fisik terapi, melatih motorik tubuh; sampai saya bisa jalan. Selama tujuh minggu saya menjalani perawatan di RS dan selama di RS saya mengucap syukur Tuhan memberikan saya penolong yang baik, yang mengasihi. Setiap hari dengan setia dia datang dan hal itu sangat menguatkan saya.
Tanggal 24 Desember 2022 saya keluar dari RS, namun seminggu kemudian saya kena bakteri di mata. Tanggal 31 Desember saya ke dokter mata, saya harus ke dokter bedah mata atau opthalmologist. Karena menjelang tahun baru, banyak tempat praktek tutup, tetapi Tuhan baik. Kami berhasil mendapatkan ada satu tempat yang prakteknya buka. Keadaan mata kiri saya sudah buram sekali, tidak bisa melihat. Menurut dokter keadaannya sudah parah, saya tidak bisa melihat sinar. Mata saya di suntik antibiotik dan diminta untuk kembali lagi ke RS. Ada bakteri dan infeksi jadi harus dibersihkan.
Tanggal 4 Januari 2023, mata sebelah kiri saya dioperasi, setelah itu saya sudah kehilangan penglihatan untuk mata sebelah kiri. 3 minggu saya di RS dan selama itu saya diberi kekuatan oleh Roh Kudus, untuk tidak pernah mempertanyakan: "Tuhan kenapa begini? kenapa?" Apapun yang terjadi saya tahu Tuhan tidak pernah meninggalkan saya, Tuhan punya rancangan yang tidak saya pahami, namun saya percaya rancangan-Nya selalu baik. Saya hanya taat dan berserah.
Kami tidak langsung pulang ke New Jersey. Esok harinya kami ada janji dengan dokter Ophthalmologist yang mengoperasi mata saya, dan menanyakan resep antibiotik dari RS dan saya jawab, “tidak ada/ tidak di kasih”. Antibiotik harus diberikan untuk membersihkan sisa-sisa bakteri. Mendengar hal itu saya kembali lagi ke RS.
Setiap hari saya diinfus, begitu pula setelah saya di rumah harus diinfus selama 6 minggu. Kami berpikir bagaimana melakukannya selama 6 minggu, harus ada perawat yang datang setiap hari. Keluar dari RS kami menginap di hotel dan Puji Tuhan ada satu perusahaan yang menyediakan perawat beserta alat medis. Namun tidak mungkin mereka datang setiap hari. Perawat menunjukan bagaimana cara menggunakan infus. Istri saya mempelajari bagaimana caranya dan selama di rumah istri sayalah yang merawat.
Semua orang mengatakan, saya rajin olah raga, tapi mengapa harus ada kejadian ini. Kehidupan kita tidak ada yang tahu. Melewati hari demi hari, mengucap syukur dengan apa yang ada hari ini, tidak usah kuatir akan hari esok, karena kita tahu Tuhan akan menyertai.
Selama di RS saya diingatkan Tuhan ayat alkitab, cerita sekolah minggu yang sudah puluhan tahun saya dengar tentang Sadrakh Mesakh Abednego juga Ayub. Dalam keadaan apapun, sembuh atau tidak sembuh jangan sampai meninggalkan Tuhan, Tuhan itu setia. Kasih-Nya melimpah dalam keadaan apapun.
Semua kejadian yang saya alami berturut-turut ini adalah sesuatu yang besar dalam hidup saya. Dari aorta besar pecah yang hampir merenggut nyawa saya. Yang kedua mata. Saat di RS itu selama 3 minggu setelah keluar dari RS, istri saya selalu menguatkan saya.
Ayat Fiman Tuhan mengatakan "Allah turut bekerja dalam segala hal, untuk mendatangkan kebaikan untuk orang-orang yang mengasihinya". Dalam setiap kejadian; baik atau tidak baik, kita harus bisa mengucap syukur. Ini satu ujian bagi kita, karena ujian, pencobaan yang kita alami tidak akan melebihi kekuatan kita. Saya diingatkan tentang iman, pengharapan dan kasih tapi yang akan tetap adalah kasih. Kita harus lebih lagi mengasihi Tuhan, berserah dan berdoa.
Sekeluarnya dari RS. sekalipun kondisi saya masih lemah tetapi semakin hari semakin baik. Hasil follow up fisical terapi, kondisi clap yang dipasang di urat nadi besar, detak jantung semuanya baik sesuai dengan harapan dokter. Selama saya menjalani perawatan banyak teman-teman sepelayanan termasuk Gembala Bapak Nehemia mendoakan, juga membawakan makanan untuk istri saya. Bahkan dari saudara seiman dari luar kota turut bedoa bersama melalui zoom. Semua dipersatukan dalam kasih saudara-saudara seiman.
Melihat kejadian demi kejadian yang terjadi, saya bersyukur atas anugerah yang Tuhan kasih. Sekalipun berada di dalam lembah kelam namun sesekali Tuhan tidak pernah meninggalkan. Belajar percaya bahwa rancangan-Nya selalu baik. Pertolongan dan penyertaan-Nya dalam setiap moment Tuhan selalu ada. Terima kasih Tuhan atas hidup yang Kau beri.
Penanggung Jawab :
Pdm. Robbyanto Tenggala
We use cookies to enhance your experience. By continuing to visit this site, you agree to our use of cookies.
