PLANETSHAKERS ABUNDANCE TOUR 2025 WITH PS. RUSSEL EVANS:
REGISTER NOW!!
Jumat, 4 Juli 2025 di SICC Sentul, Bogor
Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
TEKNOLOGI BAGI UMAT PENTAKOSTA
Ruang Remaja
Kisah Richard Wurmbrand: Iman yang Tak Tergoyahkan
Richard Wurmbrand adalah seorang pendeta asal Rumania yang hidup pada masa pemerintahan komunis yang menindas orang-orang Kristen. Ia dikenal sebagai seorang yang berani menyatakan imannya meskipun menghadapi ancaman dan penganiayaan berat.
Pada tahun 1948, Richard ditangkap oleh pemerintah komunis karena berkhotbah tentang Kristus dan menolak untuk tunduk kepada ideologi ateis yang dipaksakan oleh negara. Ia dipenjara selama 14 tahun, dengan 3 tahun di antaranya dijalani dalam sel isolasi. Sel tempatnya dikurung sangat kecil, tanpa jendela, dan hampir tidak ada suara yang masuk. Satu-satunya interaksi yang ia miliki adalah dengan para penyiksa yang secara rutin menyiksanya secara fisik dan mental.
Setiap hari, Richard dipukul, dicambuk, dan diberi makanan yang sangat sedikit. Namun, yang lebih menyakitkan adalah upaya mereka untuk menghancurkan imannya. Ia dipaksa mendengar propaganda yang mengatakan bahwa Tuhan tidak ada dan bahwa imannya sia-sia. Dalam kondisi yang mengenaskan itu, Richard menghadapi godaan untuk menyerah. Namun, setiap kali ia hampir kehilangan harapan, ia mengingat janji Tuhan dalam Roma 8:18 — bahwa penderitaan saat ini tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan datang.
Di tengah kesengsaraan itu, Richard tidak berhenti berdoa dan menyembah Tuhan. Ia bahkan mulai berkhotbah di dalam selnya, meskipun tidak ada jemaat yang bisa mendengarnya. Baginya, berbicara tentang Tuhan adalah bentuk ketaatan yang tidak boleh dihentikan oleh siapa pun. Yang luar biasa, beberapa penjaga yang menganiayanya akhirnya bertobat setelah melihat keteguhan imannya.
Setelah 14 tahun, Richard akhirnya dibebaskan, tetapi tubuhnya telah mengalami banyak luka akibat penyiksaan. Meski begitu, ia tidak menyimpan dendam terhadap para penyiksanya. Justru, ia mengampuni mereka dan berdoa agar mereka mengenal kasih Kristus.
Apa kata Alkitab tentang Harapan dalam Penderitaan?
Roma 8:18 mengingatkan kita bahwa penderitaan di dunia ini bersifat sementara dibandingkan dengan kemuliaan kekal yang Tuhan sediakan. Richard Wurmbrand adalah contoh nyata bagaimana seseorang dapat tetap setia dalam penderitaan karena berpegang pada janji Tuhan. Ia mengalami siksaan yang luar biasa, tetapi tidak kehilangan imannya, sebab ia tahu bahwa Kristus telah menanggung penderitaan yang lebih besar demi kita semua.
Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Sobat Warta, dalam kehidupan ini, kita mungkin menghadapi penderitaan, ketidakadilan, atau pergumulan berat. Namun, kesaksian Richard Wurmbrand mengajarkan kita bahwa tetap setia kepada Tuhan adalah keputusan terbaik yang bisa kita ambil. Penderitaan kita bukanlah akhir dari segalanya, karena kemuliaan Tuhan sedang menanti di depan. (MA)
"Iman yang tidak diuji tidak bisa disebut iman sejati.
Ketika kita tetap percaya di tengah penderitaan,
di situlah kita menemukan kekuatan sejati dalam Kristus."
Richard Wurmbrand
Dunia Kita
Lebah adalah serangga kecil yang memainkan peran besar dalam kehidupan di bumi. Berikut beberapa fakta menarik tentang lebah:
1. Lebah Tidak Pernah Tidur
Lebah tidak tidur seperti manusia. Mereka beristirahat dengan mengurangi aktivitas tubuh, tetapi tetap waspada terhadap ancaman.
2. Lebah Bisa Mengenali Wajah
Penelitian menunjukkan lebah mampu mengenali wajah manusia menggunakan pola tertentu, mirip seperti cara manusia mengenali wajah.
3. Lebah Berkomunikasi dengan 'Tarian'
Lebah pekerja melakukan tarian khusus bernama "waggle dance" untuk memberitahu lokasi sumber makanan kepada lebah lainnya.
4. Lebah Madu Adalah Arsitek Ulung
Sarang lebah berbentuk heksagonal bukan tanpa alasan. Bentuk ini memaksimalkan ruang penyimpanan madu dengan penggunaan lilin yang minimal.
5. Seekor Lebah Menghasilkan 1/12 Sendok Teh Madu Seumur Hidupnya
Untuk menghasilkan satu toples madu berukuran 500 gram, dibutuhkan perjalanan lebah mengelilingi dunia sebanyak tiga kali!
APA KATA ALKITAB TENTANG LEBAH?
Lebah disebutkan dalam beberapa bagian Alkitab, terutama terkait dengan madu yang menjadi simbol kelimpahan dan berkat Tuhan:
"Negeri yang berlimpah-limpah susu dan madu."
Keluaran 3:8
Madu dari lebah menggambarkan pemeliharaan Tuhan yang sempurna. Seperti lebah yang bekerja keras tanpa lelah, kita juga diajak untuk tekun dalam menjalani hidup dan mempercayai penyertaan Tuhan.
"Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang."
Amsal 16:24
Dari lebah, kita belajar tentang kerja sama, ketekunan, dan bagaimana hasil kerja keras dapat menjadi berkat bagi banyak orang. (MA).
Ruang Kesaksian
"Apabila orang orang benar itu berseru seru,
maka Tuhan mendengar,dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya,
Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati,
dan ia menyelamatkan orang orang yang remuk jiwa nya."
Mazmur 34:18-19
Perkenalkan nama saya Ivana Lyora Situmorang, saya tinggal di Pekanbaru dan berjemaat di GBI Pekanbaru Rayon 11. Pada kesempatan ini saya ingin berbagi cerita dimana Tuhan membuat mujizat-Nya dalam hidup saya.
Saya lahir sebagai anak ke 3 dari 5 bersaudara, ayah saya sudah pulang ke sorga sejak usia saya 15 tahun. Saya tumbuh dan dibesarkan di tengah keluarga yang cinta Tuhan, tetapi sejak kecil saya hanya menjadi kristen KTP. Saya juga tidak mengenal Tuhan Yesus, tetapi hanya mengenal nama-Nya, tidak mengenal pribadi-Nya. Dulu kalau saya ke gereja itu karena keterpaksaan, sehingga saya jarang ke gereja.
Saat di bangku SMP, saya sempat di bully sebagai minoritas. Membuat saya semakin tidak suka menjadi kristen, puncaknya saya marah ketika Tuhan menjemput papa saya pulang ke sorga.
Singkat cerita saat saya masuk SMA, saya mempunyai seorang kekasih. Ia adalah seseorang yang cinta Tuhan. Waktu itu saya merasa malu, terlintas di pikiran untuk datang ke GBI rayon 11 Pekanbaru. Di situlah pertama kalinya saya datang ke gereja dengan kemauan dan hati saya merasa nyaman.
Saya semakin tersentuh ketika Bapak Gembala, Ricky Nelson menyampaikan betapa baiknya Tuhan Yesus. Saya menerima khotbah tersebut dengan hati yang damai dan saya semakin tersadar, betapa Tuhan sangat sayang kepada saya. Saat itu saya menangis kalau Tuhan Yesus tidak pernah sekalipun meninggalkan saya.
Saya adalah seorang yang mengalami skoliosis (skoliosis adalah kelainan pada tulang belakang yang ditandai dengan bentuk punggung melengkung seperti huruf C atau S). Hal ini baru disadari setelah saya duduk di bangku SMP, salah seorang teman memberitahu kalau punggung saya menonjol sebelah dan berbeda dengan yang lainnya. Tetapi saat itu saya tidak begitu peduli dengan kondisi tersebut.
Seiring berjalannya waktu sampai saya duduk di bangku SMA, saya melihat sendiri kondisi punggung saya yang semakin terlihat jelas menonjol. Saya memberitahukan kondisi ini kepada paman saya Nelson, yang sudah saya anggap seperti orang tua sendiri.
Diantar paman Nelson saya pun berobat ke dokter, di awal pemeriksaan saya diberikan obat dan pada pemeriksaan selanjutnya dilakukan rontgen tulang serta diberikan obat. Namun setelah 6 bulan kemudian saya pergi ke Rumah Sakit lagi dan ternyata dokter memvonis saya ada kelainan tulang belakang atau istilahnya skoliosis. Dengan kemiringan sekitar 24%, tulang punggung saya makin bengkok dan waktu itu tidak ada cara lain selain operasi.
Saat saya tanya mengenai biayanya, bisa lebih dari 300 juta, sementara tanggungan asuransi hanya sekitar 20 juta. Tindakan operasipun sangat beresiko, bisa mengakibatkan kelumpuhan bahkan kematian. Oleh sebab itu keluarga tidak berani mengambil resiko tersebut dan akhirnya saya tidak jadi operasi.
Setelah berbulan-bulan lamanya, saya hanya bisa berdoa dan berserah kepada Tuhan. Dengan kondisi ini, saya dikabari oleh paman Nelson, bahwa ada acara KKR Pentakosta yang diadakan selama 10 hari dari Rayon 11.
Saya datang pada hari ke 8. Saat saya maju ke depan, saya berdoa dengan kesungguhan hati. Ketika saya berdoa saya melihat ada sebuah cahaya putih, dan saya merasakan sesuatu seperti ada yang memegang tulang belakang saya.
Saya tetap berdoa dan menangis dihadapan Tuhan, tiba-tiba saat itu saya merasakan... saya sembuh!!! saya sudah bisa berlari tanpa ada rasa sesak. Karena dulu ketika saya SMP dan sampai SMA, saya tidak bisa lari lebih dari 2 menit karena sesak. Sebab diameter tulang yang bengkok terus bertambah juga terasa nyeri, jalan beberapa ratus meter saja sudah lelah. Kata dokter, itu dikarenakan posisi tulang saya yang bengkok/ miring yang sudah mengenai paru-paru.
Tetapi malam itu saya merasakan kuasa Tuhan menyembuhkan saya, sungguh ajaib perbuatanNya. Malam itu saya menyaksikan, menceritakan mujizat Tuhan yang saya terima. Saya sangat bahagia dan sangat bersyukur kepada Tuhan Yesus. Bahwa mujizatNya masih ada sampai hari ini.
Karena masa depan sungguh ada,
dan harapanmu tidak akan hilang."
Amsal 23:18
We use cookies to enhance your experience. By continuing to visit this site, you agree to our use of cookies.