Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
SIAPA ITU 'PEMENANG'?
Ruang Remaja
"Ia hidup mengikuti jejak Asa, ayahnya;
ia tidak menyimpang dari padanya dan
melakukan apa yang benar di mata TUHAN."
1 Raja-raja 22:43(TB)
Pelajaran dari Bruce Lockerbie
Bruce Lockerbie, saat berusia 11 tahun, pergi bersama ayahnya ke tempat kelahiran kakeknya yang telah wafat. Ketika tiba di sana pada larut malam, ayahnya kesulitan menemukan lokasi yang tepat karena sudah lama tidak mengunjungi tempat itu. Mereka akhirnya mengetuk pintu sebuah rumah untuk bertanya. Setelah menunggu beberapa saat, seorang lelaki tua membuka pintu. Ayah Bruce memperkenalkan dirinya sebagai putra dari Pearson Lockerbie, kakek Bruce. Lelaki tua itu pun mempersilakan mereka masuk, mengatakan bahwa ia mengenal baik Pearson. Peristiwa ini mengajarkan Bruce bahwa warisan terbesar yang dapat ditinggalkan oleh seorang ayah bukanlah harta atau kemasyhuran, melainkan jejak kebaikan dan hubungan baik yang ia tinggalkan.
Asa dan Yosafat: Warisan yang Bernilai Kekal
Dalam Alkitab, diceritakan bahwa Yosafat hidup mengikuti jejak Asa, ayahnya, dan tidak menyimpang dari jalan Tuhan. Asa, sebagai ayah, meninggalkan warisan rohani yang luar biasa bagi Yosafat—suatu teladan dalam kehidupan yang benar di hadapan Tuhan. Seandainya Asa tidak meninggalkan jejak yang benar, apakah Yosafat bisa mengikuti jalan yang sama? Tentu tidak. Itulah sebabnya penting bagi setiap orang tua untuk tidak hanya memikirkan warisan materi, tetapi juga mewariskan hal-hal yang ilahi kepada anak-anak mereka.
Warisan yang Benar: Iman dan Karakter
Banyak orang tua yang berusaha mewariskan kekayaan, nama besar, atau jabatan kepada anak-anak mereka. Ini bukanlah sesuatu yang salah. Namun sebagai orang percaya, warisan yang lebih penting adalah warisan iman dan karakter yang takut akan Tuhan. Memberikan teladan dalam menghadapi masalah dengan tidak mengedepankan emosi, membangun integritas, serta hidup seturut dengan kehendak Tuhan, adalah hal-hal yang jauh lebih bernilai daripada harta duniawi.
Apa yang Bisa Kamu Wariskan?
Sobat Warta, mungkin kamu tidak memiliki kekayaan berlimpah atau nama besar untuk diwariskan kepada anak-anakmu. Namun, kamu bisa memberikan mereka sesuatu yang jauh lebih bernilai—iman yang kuat, semangat, dan sikap yang benar. Kamu bisa meninggalkan jejak integritas dalam cara bekerja, bagaimana bersikap adil, dan setia dalam pelayanan kepada Tuhan. Inilah keberhasilan sejati! Inilah warisan sesungguhnya yang bisa membawa dampak hingga generasi mendatang. (MA)
"WARISAN SESUNGGUHNYA BUKANLAH MATERI
TAPI KARAKTER YANG ILAHI."
Sudut Pandang
"You only live once, but if Christ is your One,
once is more than enough."
Kita hidup di zaman yang serba cepat, penuh ketidakpastian, dan didominasi oleh budaya instan. Di tengah realitas itu, muncul dua pendekatan hidup yang bertolak belakang namun populer: YOLO (You Only Live Once) dan YONO (You Only Need One). Bagaikan saudara kembar yang saling bertentangan, di tengah guncangan ekonomi, perubahan iklim, konflik sosial, dan bahkan ancaman perang, keduanya menjadi simbol cara manusia merespons dunia akhir zaman ini.
YOLO adalah seruan khas generasi modern yang menekankan kesenangan, kebebasan, dan momen sekarang. Slogan ini mendorong seseorang untuk mengejar apa yang diinginkan tanpa terlalu memikirkan konsekuensinya. “Nikmati hidup, toh hidup cuma sekali.” Namun, gaya hidup YOLO, jika tidak dibarengi hikmat, sering kali membawa pada keputusan impulsif, mengabaikan nilai kekekalan, dan mengedepankan diri sendiri. Dalam dunia yang penuh kegelisahan, YOLO menjadi pelarian sesaat dan menyesatkan dari realita yang menyakitkan.
Sebaliknya, YONO muncul sebagai pendekatan yang lebih reflektif dan berakar. “You Only Need One” — satu prioritas, satu tujuan, satu arah hidup yang benar. Bagi anak-anak Tuhan, ini berarti kita hanya butuh satu Pribadi yang memimpin dan mengarahkan hidup kita: Yesus Kristus. Dalam Yohanes 14:6,
“Kata Yesus kepadanya: ”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”
Di tengah dunia yang kacau, YONO menjadi seruan untuk kembali pada fokus utama: hidup dalam kebenaran, dan berpegang teguh pada janji kekal. Saat orang mengejar kesenangan dunia yang fana, orang percaya dipanggil untuk mengejar hal-hal yang kekal.
Pandemi, resesi, dan konflik global membuktikan bahwa dunia ini rapuh. Apa yang dianggap aman dan pasti bisa hilang dalam sekejap. Di sinilah perbedaan antara YOLO dan YONO semakin jelas. Orang yang hidup dengan semangat YOLO akan panik saat kenyamanan dunia terguncang. Tapi mereka yang hidup dengan prinsip YONO, akan tetap berdiri teguh karena fondasi hidupnya adalah Kristus yang tidak tergoyahkan.
Sebagai anak-anak Tuhan, kita tidak dipanggil untuk melarikan diri dari dunia, tapi hadir sebagai terang dan garam. Kita dipanggil bukan untuk hidup dalam ketakutan, tapi dalam pengharapan. Paulus menasihati kita dalam Kolose 3:2,
“Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.”
Ini bukan berarti kita mengabaikan realitas dunia, tapi justru menghadapi dunia ini dengan perspektif kekekalan.
Sampai disini kita bisa simpulkan, YOLO bisa terlihat keren dan bebas, tapi tanpa arah ilahi, itu bisa membawa kehampaan. Sementara YONO menuntut komitmen dan ketekunan, namun menghasilkan kehidupan yang penuh makna dan kekekalan.
Di akhir zaman ini, mari kita bukan hanya hidup untuk “sekali saja,” tapi hidup untuk “Satu-satunya” — Yesus Kristus. Karena hanya dalam Dia, hidup kita benar-benar berharga dan berdampak. (BA)
Ruang Kesaksian
“Dia sendiri akan berjalan di depan mu, Dia sendiri akan menyertai engkau,
Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau,
janganlah takut dan jangan patah hati”.
Ulangan 31:8
Perkenalkan nama saya RM Ronodaviano yang dikenal dengan sebutan Davied. Saya melayani sebagai pelayan jemaat di GBI Radin Inten–Rayon 1D. Pada kesempatan ini saya ingin menyaksikan kebaikan Tuhan Yesus bagi keluarga saya. Puji Tuhan, saya di berikan seorang istri yang cantik bernama Nancy Laura Hutagalung dan kami dikaruniai dengan 5 orang putra dan putri.
Pada tahun 2020 disaat pandemi saya tetap bekerja, kebiasaan saya ketika berada di dalam mobil selalu mendengarkan lagu-lagu rohani sambil memuji dan menyembah Tuhan. Seringkali ketika pulang kerja larut malam, istri dan anak-anak saya telah tidur. Seperti biasa ketika pulang kerja saya meminta istri untuk menemani makan malam. Namun kali ini ia menolak. Saya berpikir mungkin ia sedang diet karena berat badannya sudah mencapai 75 kg atau sudah kecapaian setelah aktivitas seharian.
Herannya, hari demi hari berat badan istri saya turun secara drastis sebanyak 20 kg, wajahnya sudah tampak pucat, tangannya gemetar (tremor) dan dia mengatakan jantungnya berdebar dengan cepat.
Orang tua saya seorang hamba Tuhan, ketika kami berkunjung kerumahnya tanpa sengaja mereka melihat kearah leher istri. Melihat ada bengkak gondongan disebelah kanan leher. Kami menduga bengkak tersebut sudah ada sebelum orang tua saya melihatnya, hanya kami tidak menyadarinya.
Saat itu kami berpikir pasti ada hubugan dengan kondisi kesehatannya. Kami tidak mengerti langkah apa yang harus diambil dan tidak tahu harus berobat kemana, sehingga kami hanya dapat bertekun di dalam doa.
Dalam masa pergumulan itu, pada tanggal 4 Desember 2020 saya mengalami kecelakaan motor bertabrakan dengan taksi. Kecelakaan itu cukup parah yang mengakibatkan saya hilang kesadaran.
Dalam keadaan itu saya berseru kepada Tuhan, agar diberikan perlindungan. Saat itu, saya teringat ada seorang pemuda yang menarik tubuh saya ke pinggir jalan. Motor saya hancur. Banyak orang datang mengerumuni saya. Dengan susah payah saya berusaha membuka tas dan mengambil hp untuk menghubungi istri.
Mujizat Tuhan sungguh nyata, sekalipun luka saya cukup parah namun Tuhan melindungi. Telapak kaki saya sudah terbelah seperti mau putus, saya merasakan ngilu ketika telapak kaki saya mengeluarkan banyak sekali darah mengucur.
Akhirnya saya dibawa ke RS terdekat dengan menggunakan taksi yang telah menabrak saya. Sopir taksi mengatakan bahwa kejadian itu begitu menakutkan, sampai membuatnya takut dan bingung. Saya hanya dapat menjawab dengan lirih “maafkan saya ya pak, saya yang salah”.
Namun sepertinya sopir taxi mengabaikan ucapan saya karena dia berasumsi bahwa semua itu adalah kesalahannya. Saya katakan sekali lagi “tenang pak”, sambil terus merintih menahan sakit. Darah begitu banyak mengalir dari kaki saya membasahi kursi, melihat keadaan itu karena paniknya sopir membawa saya ke RS bersalin dan ditolak.
Saya dibawa ke RS lain dan langsung masuk ke IGD. Karena alat medis di RS tersebut tidak memadai maka kami bertolak ke RS di daerah Dewi Sartika dan dirawat di sana. Saya diberikan pertolongan pertama sambil menunggu proses operasi.
Saya bertemu dengan istri saya, ia mengatakan bahwa masalah dengan sopir taxi sudah diurus dengan papa. Tidak beberapa lama teman-teman kantor, gereja dan teman dekat datang berkunjung untuk memberikan dukungan doa dan kekuatan.
Pertolongan pertama dilakukan oleh dokter IGD, kaki saya dijahit alakadarnya tanpa proses pembiusan. Selesai dijahit dan diperban untuk sementara waktu, karena lukanya terbuka seperti mau copot. Patah tulang, urat (tandon) pada kaki putus, saya begitu kesakitan sampai berteriak dengan kuat menahan sakit. Saya berseru: “Bapa jangan tinggalkan saya, Tuhan Yesus”.
Sementara menunggu proses rawat inap di RS, hasil tes rapid saya positif COVID-19. Saya hanya terdiam dan berdoa. Pagi-pagi bapak Gembala Moses menghubungi saya, beliau menguatkan saya: “yang kuat ya Vied, jangan kecewa sama Tuhan”. Saya merenungkan perkataan itu, sepertinya tidak pantas saya yang berdosa ini sampai kecewa dengan Tuhan. Saya berdoa dan minta ampun kepada Tuhan, sedikit pun tidak pernah terlintas atau terbesit untuk kecewa kepada Tuhan.
Puji Tuhan, semua proses berjalan dengan lancar, hasil tes COVID-19 kedua hasilnya negatif. Proses pengobatan berjalan begitu cepat, saya terus berdoa dan fokus kepada Tuhan. Saya menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Sempat terlintas keraguan; apakah nanti saya bisa berjalan kembali atau tidak, tetapi saya abaikan dan percaya penuh kepada Tuhan Yesus yang akan menyembuhkan.
Operasi dimulai pukul 12 siang, sebelumnya saya terlebih dahulu swab dan discan. Puji Tuhan, hasilmya normal. Selama tindakan operasi berlangsung, keluarga dan teman-teman turut mendoakan. Saya merasakan damai sejahtera dan percaya pernyertaan Tuhan sempurna.
Puji Tuhan, setelah 4 jam operasi, semuanya boleh berjalan dengan baik. Saya masih menjalani rawat inap selama 4 hari. Bersyukur saya mempunyai teman-teman pelayan yang selalu mendukung dan mendoakan, terutama tempat dimana saya melayani yaitu GBI Radin Inten.
Dirumah selama menjalani proses pemulihan, saya melihat keadaan istri saya begitu kurus karena ia belum ke dokter. Saya mengajak istri untuk sepakat berdoa, memuji dan menyembah Tuhan. Kami merasakan hadirat Tuhan yang begitu kuat, saya mendengar suara Tuhan: “Sakit istrimu biasa-biasa saja”. Mendengar hal ini saya hanya bisa menangis.
Kondisi yang saya alami, kaki saya patah, jalan tidak normal dan ditambah dengan keadaan istri saya yang sangat kurus sekali. Namun disini saya mau belajar percaya dan memegang janji Tuhan melalui Firman-Nya. Kami mau mengucap syukur dalam setiap keadaan.
Dalam masa pandemi, setiap hari sabtu kami selalu setia ikut COOL secara online. Dalam kesempatan itu, saya memberikan suatu kesaksian bagaimana Tuhan telah menolong dan melepaskan saya dari maut. Di akhir kesaksian itu, saya meminta dukungan doa bagi istri yang sedang sakit dan menceritakan keadaannya.
Salah satu anggota COOL bertanya: “Kenapa istrimu Davied, nanti ibu telepon ya.” Akhirnya Ibu itu menghubungi serta mendoakan kami. Beliau mengatakan, tetap percaya kepada Tuhan pasti Tuhan menyembuhkan. Ia juga menganjurkan untuk segera berobat ke RS tempat dimana ia bekerja. Disini saya percaya Tuhan turut campur tangan dengan mengirimkan orang untuk menolong kami.
Istri melakukan rawat jalan setiap bulannya selama setahun. Melalui cek darah, foto rontgen dibagian leher. Hasil pemeriksaan dokter, istri saya mengalami hipertiroidisme atau lebih dikenal dengan (hipertiroid adalah masalah kesehatan yang terjadi karena kelenjar tiroid dalam tubuh memproduksi hormon tiroid secara berlebihan. Kadar hormon tiroid yang terlalu tinggi menyebabkan metabolisme tubuh bekerja sangat cepat).
Proses demi proses kami lalui bersama, keadaan saya yang masih belum dapat berjalan, karena masih harus pergi berobat setiap minggunya. Karena saya pun dalam masa pemulihan maka kakak sayalah yang selalu mendampingi.
Setiap pagi kami berdoa dengan bergandengan tangan, agar Tuhan menyembuhkan istri dan saya dapat berjalan kembali. Tuhan Yesus baik, dalam waktu setahun Tuhan melakukan bagian-Nya. Kami dapat melewati masa-masa sulit ini, tidak dengan sendirian tetapi Dia Allah yang setia berjalan di depan kami. Tuhan mencukupi dan memenuhi kebutuhan kami dengan segala kelimpahan-Nya sampai hari ini.
Dalam masa pemulihan, istri saya masih harus melakukan pemeriksaan secara rutin 1 sampai 3 bulan sekali. Saya sudah dapat mengantarkannya dengan menggunakan kursi roda. Kami berdua saling mengantar ke RS masing-masing untuk berobat. Puji Tuhan, perlahan-lahan keadaan saya semakin kuat dan sudah dapat mengunakan
Dalam keadaan itu, saya masih dipercaya untuk melayani sebagai pendoa syafaat ibadah online dalam pengambilan video streaming. Saya tidak merasa malu melayani Tuhan sampai akhirnya saya benar-benar pulih hingga tidak lagi mengunakan alat bantu sampai sekarang.
Puji Tuhan, istri saya pun disembuhkan. Debar jantungnya kembali normal, gemetaran (tremor) sudah hilang juga gondongan di leher serta sesak napas sudah lenyap, Haleluya. Berat badannya mulai naik hingga mencapai 69 kg. Bersyukur buat setiap jawaban doa.
Tetaplah fokus dan mengandalkan Tuhan, bukan kepada masalah yang kita hadapi. Masalah yang terjadi dapat melemahkan dan membuat kita menjadi tertekan, sehingga kita tidak dapat fokus dengan kehidupan dimasa depan. Sebab itu serahkanlah setiap masalah kita kepada Tuhan dan teruslah bertekun di dalam doa, tetap percaya akan pertolongan-Nya. Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita, janganlah takut dan jangan patah hati. Bangkitlah dan jadilah pemenang. Amin.
We use cookies to enhance your experience. By continuing to visit this site, you agree to our use of cookies.