Apa yang Anda bayangkan tentang cinta? Candle light dinner berdua dengan “the one” sambil saling menatap dan ngobrol, nonton bareng atau kejar-kejaran di taman seperti di film India. Itulah cinta romantis yang indah dan mengharu-birukan perasaan. Pandangan kita tentang cinta sudah banyak dipengaruhi oleh novel percintaan, drama Korea (like Winter Sonata) dan sinetron yang membuat kita menangis dan tertawa, yang kisahnya seringkali tidak masuk akal.
Cinta yang hanya mengeksploitasi perasaan sehingga kita seolah-olah sedang tinggal di negeri dongeng atau khayalan. Berharap bertemu dengan “someone” yang membuat kita terpesona, dan memiliki kisah cinta seperti Cinderella yang bertemu pangerannya.
Ternyata dalam kehidupan nyata, cinta tidaklah sesempurna itu. Tidak sedikit orang yang mengawali hubungan cintanya dengan indah, namun berakhir dengan derita. Cinta sejati tidak sama dengan perasaan. Firman Tuhan memberikan pengertian bahwa cinta sejati adalah sebuah keputusan.
Kasih itu sabar – artinya aku mengambil keputusan untuk sabar terhadap pasangan, sekalipun sedang dalam keadaan marah, termasuk juga sabar menunggu waktu yang tepat untuk melakukan hubungan seks (no seks pra nikah).
Kasih itu murah hati – artinya mau memberi bahkan dengan pengorbanan; bukan menuntut. Jadi ketika mulai tertarik dengan seseorang, dan mulai menjajaki hubungan dengannya, sudah siapkah kita berkeputusan untuk sabar, memberi perhatian buat dia, tidak mudah cemburu, mau merendahkan hati, tidak melakukan yang tidak sopan terhadap dia, tidak mencari keuntungan diri sendiri (egois), tidak pemarah dan menyimpan dendam terhadap dia.
Cinta adalah keputusan untuk menerima pasangan kita apa adanya; bukan ada apanya. Jadi ketika menjalin hubungan semata-mata karena dia cantik, tampan, kaya, pintar, berpengaruh; itu kita baru tertarik kepada dia, namun bukan mencintai. Karena cinta sejatinya adalah keputusan untuk memberi diri kita bagi orang yang kita cintai.
Ada satu definisi yang indah tentang cinta: Love is the desire to benefit others even at the cost of ourself (Cinta adalah hasrat untuk memberi manfaat kepada orang lain/pasangan , sekalipun dengan mengorbankan diri kita). Dasar hubungan yang kuat bukan semata-mata karena perasaan senang atau rasa tertarik, namun harus dilandasi oleh saling mencintai.
Salah satu persoalan orang muda jaman sekarang adalah sulit membedakan cinta dan hawa nafsu. Sehingga tidak heran, in the name of love, banyak orang muda yang melakukan aktifitas seks di luar nikah. Misalnya: saling merangsang, kissing, petting, bahkan lebih jauh lagi persetubuhan.
Celakanya, kegiatan tersebut populer di kalangan orang muda dengan sebutan making love (ML). Sebenarnya, itu adalah hawa nafsu yang dibungkus dengan nama cinta. Hasil survey yang dilakukan Komite Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada Oktober 2013 sangat mengejutkan, ternyata sekitar 62,7% remaja di Indonesia telah melakukan hubungan seks di luar nikah.
Ketika menjalani hubungan dengan seseorang, jangan terkecoh dengan tipu daya iblis ini. Kita harus menyadari bahwa cinta akan membuat hidup semakin berbahagia, sedangkan nafsu akan membuat hidup semakin menderita. Yuk, kita pahami apa itu hawa nafsu. Kebalikan dari cinta yang sudah kita bahas, definisi nafsu: Lust is the desire to benefit ourself at the cost of others (Hawa nafsu adalah hasrat untuk mencari keuntungan bagi diri kita dengan mengorbankan orang lain/pasangan). Jika hubungan itu dikuasai oleh nafsu, kita tidak dapat menemukan cinta sejati di sana.
Seorang wanita harus dapat membedakan, apakah pasangannya tulus mencintai ataukah dia hanya menuruti hawa nafsu. Jangan pernah berikan kesempatan sekecil apapun kepada pasangan yang membuat hawa nafsunya timbul dan menguasainya., atau kita yang akan lebih banyak dirugikan.
Seorang pria hendaknya mencintai pasangannya dengan tidak melakukan hal-hal yang tidak pantas terhadapnya. Jaga kehormatan kita dengan berlaku sebagai orang terhormat. Dorongan seksual seorang pria begitu kuat, namun tetap harus dikuasai hingga pernikahan.
Mengingat jaman sekarang sudah berubah, kita juga harus berhati-hati, apabila berhubungan dengan wanita yang sudah pernah dikuasai oleh nafsu seksual. Ia akan membawa perangkap bagimu. (TB)
"Mencintai ≠ Perasaan namun, Mencintai = Keputusan."