Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
MERAIH KEMENANGAN DENGAN CARA TUHAN
Ruang Remaja
"Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan,
sangat besar kuasanya."
Yakobus 5:16b (TB)
Kisah Gladys Aylward: Doa di Jalan Pegunungan
Gladys Aylward adalah seorang misionaris asal Inggris yang melayani di Tiongkok pada tahun 1930-an. Ia tidak memiliki pendidikan teologi formal dan bahkan sempat ditolak oleh lembaga misi karena dianggap kurang memenuhi syarat. Namun, keyakinannya kepada panggilan Tuhan tidak pernah goyah. Dengan berbekal iman dan sedikit tabungan, ia menempuh perjalanan panjang ke Tiongkok untuk melayani di sana.
Pelayanannya di Tiongkok tidaklah mudah. Ia bekerja keras membantu masyarakat lokal, mengajarkan Injil, dan melayani sebagai penengah dalam konflik sosial. Namun, ujian terbesarnya datang ketika Perang Sino-Jepang pecah. Gladys menemukan dirinya bertanggung jawab atas lebih dari 100 anak yatim piatu yang terancam keselamatannya akibat invasi tentara Jepang. Satu-satunya jalan untuk menyelamatkan anak-anak tersebut adalah dengan menyeberangi pegunungan menuju wilayah aman yang terletak ratusan kilometer jauhnya.
Perjalanan itu sangat berat. Mereka harus berjalan kaki melalui medan berbatu, hutan lebat, dan pegunungan yang diselimuti udara dingin. Kelaparan dan ketakutan menghantui setiap langkah mereka. Gladys, yang juga terluka secara fisik dan emosional, hampir menyerah di tengah perjalanan.
Suatu malam, ia duduk di dekat api unggun sambil menahan tangis. Seorang anak perempuan yang ia selamatkan menghampirinya dan berkata, “Miss Gladys, ingatkah bagaimana Musa membelah Laut Merah? Allah yang sama pasti bisa menolong kita juga.” Perkataan polos anak itu menegurnya. Gladys teringat bahwa ia sedang melayani Allah yang hidup, yang pernah melakukan mukjizat besar dan pasti sanggup menolong mereka juga.
Dengan hati yang tergugah, ia mengajak anak-anak berdoa bersama. Di tengah udara pegunungan yang dingin, mereka berseru memohon pertolongan Allah. Keesokan harinya, ketika melanjutkan perjalanan, mereka menemukan jalur tersembunyi di antara bebatuan yang membawa mereka melewati penjagaan tentara Jepang. Dengan penuh syukur, Gladys dan anak-anak itu akhirnya tiba di tempat perlindungan dengan selamat.
Apa kata Alkitab tentang Kekuatan Doa dalam Iman?
Yakobus 5:16 mengingatkan kita tentang kuasa doa yang dinaikkan dengan iman. Gladys Aylward membuktikan bahwa doa bukan sekadar kata-kata, melainkan pernyataan iman yang dapat menghadirkan keajaiban Tuhan dalam situasi yang mustahil.
Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Sobat Warta, dalam hidup ini, kita sering kali menghadapi tantangan yang tampaknya mustahil untuk diatasi. Namun, pengalaman Gladys mengajarkan kita bahwa doa yang penuh iman dapat membuka jalan di tengah kebuntuan. Tuhan mendengar setiap seruan hati kita, dan saat kita berserah sepenuhnya, pertolongan-Nya akan nyata. (MA)
"Doa tidak pernah sia-sia.
Mungkin jawabannya tidak selalu seperti yang kita harapkan,
tetapi Allah selalu menjawab dengan yang terbaik."
Billy Graham
Sudut Pandang
"Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang,
dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN,
sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu."
Yeremia 29:7
Di media sosial belakangan ini, tagar #KaburAjaDulu telah memicu banyak percakapan. Kekhawatiran generasi muda tentang keadaan politik, sosial, dan ekonomi Indonesia mungkin tercermin dalam fenomena ini. Banyak yang ingin pergi ke luar negeri untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
Tapi bagaimana kita harus bereaksi terhadap hal ini sebagai pengikut Yesus? Kita diminta untuk menjadi garam dan terang dunia sebagai orang percaya (Matius 5:13-16).
Ini menyiratkan bahwa menjadi kewajiban kita untuk memperbaiki lingkungan kita, terutama di negara kita sendiri.
Namun, Alkitab juga menunjukkan bahwa umat Tuhan kadang-kadang pindah ke wilayah lain untuk memenuhi tujuan yang lebih besar.
Misalnya, dalam Kejadian 12:1-2, Abraham diminta oleh Tuhan untuk meninggalkan tanah airnya dan pergi ke tanah yang dijanjikan. Selain itu, Yusuf pergi ke Mesir untuk menyelamatkan banyak orang selain dirinya sendiri (Kejadian 50:20). Atau Daniel, yang mempertahankan imannya kepada Tuhan dan memegang kekuasaan atas pemerintahan saat hidup dalam pengasingan di Babel (Daniel 1:8, 6:3).
Kisah-kisah ini mengajarkan kita bahwa bepergian ke luar wilayah adalah hal yang wajar selama kita memiliki tujuan dan motivasi yang jelas. Apakah kita melihat ini sebagai kesempatan untuk membantu lebih banyak orang, atau kita hanya ingin melarikan diri dari masalah kita?
Kemudian, secara moral, kita harus memikirkan dampak dari pilihan kita. Siapa yang akan berjuang untuk perubahan di Indonesia jika semua orang muda berbakat pergi? Menurut Yeremia 29:7, Tuhan mendorong umat-Nya untuk bekerja demi kesejahteraan kota tempat mereka tinggal karena kesejahteraan kota tersebut juga mempengaruhi mereka.
Bahkan jika kita memilih untuk tinggal atau bekerja di luar negeri, kita tetap perlu berhati-hati untuk mengikuti prosedur yang ditetapkan dan diatur oleh pemerintah Indonesia dan pemerintah negara tujuan. Supaya keinginan kita untuk menjadi garam dan terang tidak terhalang karena kehadiran kita di sana sah dan resmi.
Memang tidak berdosa untuk meninggalkan negara ini, tetapi kita harus yakin bahwa pilihan kita didorong oleh panggilan Tuhan, bukan hanya karena adanya perasaan ketidakpuasan atau keputusasaan. Sebelum membuat keputusan ini, sangat penting bagi kita untuk berdoa.
Sebagai pengikut Yesus, kita perlu mempertimbangkan apakah kita pergi karena Tuhan memanggil kita untuk melakukannya, atau hanya karena kita ingin menghindari masalah.
Jika kita tetap di Indonesia, mari kita menjadi bagian dari solusi dengan membawa terang di tengah tantangan. Jika kita pergi ke luar negeri, mari kita tetap setia pada panggilan Tuhan untuk menjadi berkat. (BA).
"Jangan tanyakan apa yang bisa negara berikan kepadamu,
tetapi tanyakan apa yang bisa kamu berikan untuk negaramu."
John F. Kennedy
Ruang Kesaksian
"Bagi banyak orang aku seperti tanda ajaib,
karena Engkaulah tempat perlindunganku yang kuat."
Mazmur 71:7
Pada kesempatan ini saya Eka ingin membagikan pertolongan dan keajaiban Tuhan yang terjadi di dalam kehidupan keluarga kami, terutama adik saya Eva. Kami tinggal di Menado dan melayani di GBI Marina Plaza Manado.
Pada hari Minggu, 20 November 2022, adik saya Eva melayani diibadah Raya GBI Marina Plaza Menado sebagai singer. Dalam suasana penyembahan tiba-tiba ia terjerembab, namun tidak sampai jatuh karena teman di sampingnya sempat menahannya. Pertolongan pertamapun diberikan oleh beberapa orang pengerja dan diantaranya ada 2 orang dokter.
Saat diperiksa nadinya Eva sangat lemah, hampir tidak terdeteksi. Karena Eva sudah tidak sadarkan diri, maka segera dilarikan ke Rumah Sakit. Sampai di Rumah Sakit, Eva langsung di CT Scan dan hasilnya sangat mengejutkan, ia mengalami pendarahan hebat di batang otak dan keadaan Eva koma.
Saat dipindah dari IGD menuju ICU di lantai 3, saya melihat dari mulutnya keluar busa yang begitu banyak. Melihat kejadian ini secara manusia saya begitu kuatir dan sedih sekali, mengingat suaminya baru di panggil Tuhan 10 bulan yang lalu. Meninggalkan Eva dengan 2 anak yang paling besar kelas 2 SMA dan yang bungsu kelas 4 SD.
Sampai di ICU saya tidak bisa masuk ke dalam tetapi hanya menunggu di luar. Dokter memperlihatkan melalui layar monitor kondisi otak Eva, kondisinya sangat buruk. Pendarahan melebar kemana-mana, sampai ke batang otak dan terjadi pembengkakan. Itulah yang membuat pasien tidak sadarkan diri, dokter menjelaskan bahwa tidak ada tindakan lain, selain harus segera dioperasi supaya pendarahan tidak melebar dan menekan batang otak.
Mendengar hal ini saya hanya dapat menangis dan bertanya,
"Bagaimana kondisi Eva jika selesai di operasi? Apakah keadaannya akan baik seperti semula?"
Namun dokter mengatakan bahwa tidak bisa memprediksi keadaan pasien, karena konsisinya sangat parah.
“Sekarang terserah keluarga.. kami hanya menjalankan prosedur penanganan.”
Dokter memberikan pilihan yaitu menandatangani persetujuan untuk operasi dengan segala resikonya. Saat itu iman saya bangkit, ada kekuatan yang timbul dan saya percaya itu dari Tuhan.
Saya katakan kepada dokter, bahwa saya siap menandatangani persetujuan tindakan operasi, karena saya percaya hidup dan mati itu ada di dalam tangan Tuhan dan saya sangat percaya bahwa semua ada di dalam kendali Tuhan.
Saat itu juga dokter memberikan dukungan;menguatkan juga meyakinkan saya, "ibu berdoa kami bekerja". Perkataan inilah yang membuat iman saya bangkit, saya sepakat dengan dokter bahwa saat ini juga harus segera di operasi.
Karena hari itu adalah hari Minggu, tidak ada dokter yang bertugas di rumah sakit, sehingga mereka terlebih dahulu menghubungi dokter bedah. Dari pembicaraan lewat WA dengan beberapa saudara, kami berdoa sekiranya Tuhan memberi seorang ahli bedah saraf yang terbaik. Puji Tuhan dokter yang akan mengoperasi Eva adalah dokter yang kita doakan.
Sekitar jam 6 sore dokter bedah datang dan memanggil saya, menanyakan tentang keadaan Eva. Sayapun menjelaskan kronologinya. Dokter mengatakan bahwa ia dihubungi pihak RS karena ada pasien yang harus segera dioperasi, padahal hari itu bertepatan dengan hari ulang tahunnya. Saat ia sedang didoakan, ada suatu kekuatan yang mendorongnya untuk bersedia melakukan operasi saat itu juga. Ia mau memberi hidup untuk melayani Tuhan di hari ulang tahunnya, mungkin ini perintah Tuhan.
Dokter menjelaskan,
"mujizat jika Eva sembuh. Secara medis kemungkinan kecil untuk sembuh, tetapi bila kita memiliki iman percaya meskipun kecil tetapi bisa memindahkan gunung. Mari kita serahkan kepada Tuhan."
Untuk proses operasi Tuhan yang akan campur tangan, support doa dari teman-teman sepelayanan dan Bapak Gembala menjadi kekuatan untuk Eva. Saya percaya doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.
Diperkirakan lama operasi 4-5 jam, tindakan operasi dilakukan dari jam 19.39 - 21.00 lebih cepat dari perkiraan semula. Menurut dokter, pasien yang seperti ini membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk dapat pulih memorinya seperti semula. Begitu pula kondisi mulutnya, pada waktu dibawa ke rumah sakit keadaannya bengkok, demikian pula kondisi tangan dan kaki kanan tidak bisa digerakan. Tetapi Puji Tuhan, semuanya bisa pulih kembali tanpa proses terapi.
Dan puji Tuhan, pada tanggal 25 Desember 2022, Eva sudah bisa beribadah ke gereja, dan sampai saat ini keadaannya sehat. Haleluyaaa, Tuhan Yesus baik!
Kami sangat bersyukur kepada Tuhan Yesus, karena kami melihat kehadiran Tuhan lewat apa yang Eva alami. Segala sesuatunya Tuhan yang campur tangan dan semua dalam kendalinya Tuhan. Kami hanya berdoa, memuji dan menyembah Tuhan, biarlah tangan Tuhan sendiri yang bekerja memulihkan Eva. Iman kami bangkit dan kami mengalami kemenangan yang dari pada Tuhan.
Memasuki tahun 2023, adalah tahun dimana lewat Gembala Pembina Tuhan berbicara, bahwa tahun 2023 adalah Tahun Bangkit Dan Jadilah Pemenang. Sesungguhnya Tuhan sudah melakukannya bagi kami sehingga kami sangat dikuatkan dan melihat tahun 2023 akan lebih baik dari tahun yang telah kami lalui, seperti ada tertulis:
"Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."
1 Korintus 2:9
Sampai dengan hari ini adik saya Eva sehat dan baik keadaannya. Sungguh Tuhan Yesus amat sangat teramat baik. Terima kasih Tuhan Yesus, segala pujian dan syukur hanya bagi NamaMu. Tuhan Yesus memberkati kita semua.
We use cookies to enhance your experience. By continuing to visit this site, you agree to our use of cookies.