Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
TUNTUNAN TUHAN MENUJU TAHUN 2033
Ruang Remaja

"Siapa mengindahkan didikan, menuju jalan kehidupan,
tetapi siapa mengabaikan teguran, tersesat."
Amsal 10:17 TB
Kisah Thomas Edison: 10.000 Kali Belum Berhasil
Siapa yang tidak kenal Thomas Alva Edison? Namanya identik dengan penemuan-penemuan besar yang mengubah dunia, terutama bola lampu. Namun, di balik namanya yang gemilang, terdapat kisah panjang tentang kegagalan, keraguan, dan tentu saja, kritik.
Ketika Edison dan timnya berusaha menciptakan lampu listrik praktis yang dapat bertahan lama, mereka menghadapi tantangan yang sangat besar. Berkali-kali, mereka mencoba berbagai jenis bahan untuk filamen—bagian yang menghasilkan cahaya — dan berkali-kali pula hasilnya gagal.
Konon, Edison mencoba hingga 10.000 kali sebelum akhirnya menemukan filamen karbon yang bekerja dengan baik. Selama proses yang panjang dan melelahkan itu, para kritikus dan wartawan di sekitarnya mengejeknya. Mereka mempertanyakan kecerdasannya, menyebutnya keras kepala, dan menanyakan mengapa ia terus membuang waktu dan uang untuk proyek yang jelas-jelas "mustahil" ini.
Alih-alih patah semangat oleh kegagalan dan cibiran, Edison memilih untuk mendefinisikan ulang kegagalan. Ketika seorang wartawan bertanya, "Bagaimana rasanya gagal sepuluh ribu kali?" Edison dengan tenang menjawab:
"Saya tidak gagal sepuluh ribu kali. Saya berhasil menemukan sepuluh ribu cara yang tidak akan bekerja."
Sikap inilah yang mengubah kritik menjadi energi. Edison tidak melihat kritik sebagai hukuman, tetapi sebagai umpan balik yang menghilangkan satu per satu solusi yang salah, membawanya semakin dekat ke solusi yang benar. Ia tidak berhenti sampai ia berhasil memberikan cahaya pada dunia.
Relevansi dengan Alkitab: Didikan Menuju Kehidupan
Kisah Edison mengajarkan kita bagaimana merespons kritik, yang sejalan dengan hikmat dalam Amsal 10:17. Didikan atau teguran (kritik yang membangun) adalah peta menuju kehidupan yang lebih baik, sedangkan mengabaikannya hanya akan membuat kita tersesat.
Di dunia remaja, kritik sering datang dalam berbagai bentuk: komentar pedas di media sosial, ejekan dari teman, atau bahkan nilai ujian yang buruk. Sama seperti Edison, kita punya pilihan:
Tuhan menggunakan orang-orang di sekitar kita, bahkan orang yang bersikap tidak baik, untuk menguji dan membentuk karakter kita. Jika kita mampu menyaring kritik yang membangun dari kebisingan negatif, kita akan menjadi pribadi yang jauh lebih kuat dan bijaksana.
Apa yang Bisa Kita Pelajari?
1. Filter Kritikmu
Bedakan antara 'Teguran' (kritik yang bertujuan membuatmu lebih baik) dan 'Kebisingan' (komentar negatif tanpa solusi). Abaikan kebisingan, tetapi berterima kasihlah pada teguran.
2. Kegagalan Adalah Data
Jangan pernah melihat kegagalan sebagai akhir dari perjalananmu, tetapi sebagai fakta ilmiah yang memberitahumu bahwa ada cara lain untuk mencoba.
3. Perlindungan Diri
Jangan biarkan kata-kata orang lain mendefinisikan nilaimu. Nilaimu ditetapkan oleh Tuhan, bukan oleh jumlah like atau pendapat orang yang tidak mengerti usahamu.
4. Fokus pada Tujuan
Sama seperti Edison yang fokus pada tujuan menyalakan lampu, fokuslah pada impianmu. Suara kritik akan meredup jika kamu sibuk bekerja keras menuju visi besarmu.
Sebagai remaja, kritik akan selalu ada. Gunakan kebijaksanaanmu, ambil pelajaran, dan terus bergerak maju. Biarkan kegagalan dan keraguan orang lain menjadi energi pendorongmu.(MA)
" I have not failed.
I’ve just found 10.000 ways that won’t work."
Thomas Alva Edison
Sudut Pandang

Perilaku para pemimpin di seluruh dunia selalu berubah. Kita dapat menyaksikan bagaimana para pemimpin negara membuat keputusan, memodifikasi arah kebijakan, dan bahkan 'U-Turn" ketika berbagai kelompok memberikan tekanan pada mereka. Orang-orang memiliki kemampuan terbatas dan harus menghadapi situasi baru, sehingga segala sesuatu berubah setiap saat. Tetapi sebagai orang Kristen, kita belajar sesuatu yang sangat penting: Yesus tetap sama kemarin, hari ini, dan selamanya. (Ibrani 13:8)
Kita juga sering melakukan "U-Turn" secara rohani dalam kehidupan sehari-hari. Terkadang kita ingin melayani, berdoa sungguh-sungguh, dan mendengar apa yang Tuhan katakan. Tapi sesekali kita bisa kehilangan arah, kembali ke apa yang kita lakukan, atau bahkan melakukan apa yang dilakukan orang lain. Iman kita bisa berubah ketika kita menghadapi masalah dalam hidup, lingkungan, atau godaan.
Alkitab berkata dalam Roma 12:2,
"Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu"
Dunia mungkin berubah, tetapi kita dipanggil untuk tetap selaras dengan Kristus. Kita bisa memikirkan tiga hal:
1. Konsisten Lebih Baik Daripada Populer
Banyak pemimpin di seluruh dunia membuat keputusan yang mereka pikir akan membuat orang bahagia. Tetapi seorang Kristen tidak dimaksudkan untuk menjadi populer; mereka dipanggil untuk setia. Banyak orang tidak menyukai Yesus dan bahkan menolaknya. Tapi Dia tetap berkomitmen pada apa yang Bapa ingin Dia lakukan. Alih-alih mendengarkan apa yang orang katakan, mari belajar mendengarkan apa yang Tuhan katakan.
2. Jangan Biarkan Stres Memengaruhi Pendapat Kita
Ketika kita berada di bawah banyak tekanan dari dunia, iman kita mungkin berubah, sama seperti lemari yang bisa bergeser. Alkitab berkata,
"Berjaga-jagalah, berdirilah teguh dalam iman, beranilah, dan jadilah kuat."
1 Korintus 16:13
Kita tidak boleh menyerah ketika keadaan sulit. Sebaliknya, kita harus menunjukkan betapa kuatnya kita di dalam Kristus.
3. Memiliki Hati yang Melayani
Orang biasanya menggunakan strategi, kompromi, dan aliansi untuk mendapatkan kekuasaan politik. Yesus mengajarkan gaya kepemimpinan yang berbeda:
"Siapa pun yang ingin menjadi besar di antara kamu, haruslah menjadi pelayanmu."
Markus 10:43
Dunia mungkin berpikir bahwa kekuasaan itu penting, tetapi dalam Kerajaan Allah kerendahan hati itu sangat penting.
Mungkin akan ada banyak perubahan dalam beberapa tahun ke depan, dalam pemerintahan, ekonomi, dan cara dunia bekerja. Tapi kita, sebagai orang beriman, tidak boleh tersesat. Yesus adalah satu-satunya yang bisa menunjukkan jalan kepada kita.
Kita bisa belajar dari cara para pemimpin dunia bekerja: mereka bisa melanggar janji, tidak konsisten, jauh dari integritas, memodifikasi kebijakan; intinya pragmatis. Tapi Tuhan selalu menepati janji-Nya. Kita diminta untuk setia, berkuasa, dan produktif dalam Kristus, Raja yang tak tergoyahkan.
Kita harus menjadi generasi yang tidak membiarkan arus dunia menggerakkan kita, melainkan berdiri teguh di atas fondasi kokoh : Yesus Kristus. (BA)
Ruang Kesaksian

"Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN,
yang menaruh harapannya pada TUHAN!"
Yeremia 17:7 TB
Perkenalkan nama saya Tasia, istri dari Micky Aryono dan ibu dari dua orang putri. Pada kesempatan ini, saya ingin menyaksikan kebaikan Tuhan yang telah menyembuhkan saya dari tumor payudara.
Pada tahun 2011, Tuhan telah memberikan mujizat. Penyakit kelenjar getah bening yang saya alami, sembuh dengan sempurna. Saya mengucap syukur atas semua yang telah Tuhan berikan, mujizat Tuhan terjadi atas hidup saya.
Tetapi sekalipun sudah mengenal Tuhan, saya masih hidup dalam keduniawian. Hal itulah yang mempengaruhi kerohanian saya sehingga belum dapat sungguh-sungguh dengan Tuhan. Sebagai seorang marketing, saya dan atasan terbiasa meng entertain klien. Pekerjaan saya yang penuh dengan tekanan membawa saya untuk ikut-ikutan minum alkohol dan merokok (social smoker).
Hingga suatu hari, tepatnya pada tanggal 29 Desember 2022, saya menemukan benjolan dipayudara bagian kiri. Sebagai manusia saya mulai khawatir dan sedih, namun reaksi saya lebih kepada menyalahkan diri sendiri, karena telah menyia-nyiakan tubuh yang telah Tuhan berikan. Saya merenungkan betapa sombongnya saya sehingga tidak mau bersyukur, padahal Tuhan sudah banyak menolong saya.
Saya memberitahukan keadaan itu kepada suami. Saya mengatakan bahwa saya telah lalai dan menyesal sudah tidak menjaga tubuh dengan baik. Dengan air mata yang mengalir serta hati yang hancur, saya mulai berseru kepada Tuhan meminta pengampunan dari Tuhan.
Pada saat itu, intensitas pekerjaan saya cukup tinggi dengan tiga perjalanan ke luar negeri dan ke luar kota. Puncaknya dibulan Desember, ketika membawa keluarga saya untuk liburan dan sekaligus bekerja di Bali.
Padatnya pertemuan regional membuat tubuh saya menjadi sangat lelah dan kurang cukup tidur. Tetapi saya mengabaikannya dengan ikut minum-minuman keras, sekalipun saya sadar sudah menyia-nyiakan hidup dan sangat kelewatan.
Ketika mandi, tanpa sengaja saya meraba adanya benjolan di payudara bagian kiri. Saya tidak tahu sejak kapan benjolan itu sudah ada. Dalam kekhawatiran saya berdoa kepada Tuhan memohon penyertaan-Nya serta memberikan saya hikmat untuk menjalani proses ini. Saya tidak ingin fokus kepada benjolan tersebut tetapi berserah memohon pengampunan dari Tuhan.
Pada malam tahun baru 2023, menjadi kebiasaan keluarga saya untuk berdoa bersama. Tuhan telah menuntun saya bertemu dengan sahabat saya semasa SMP. Ternyata dia pernah mengalami benjolan yang sama dan sudah berhasil dioperasi. Ia menyarankan saya berobat kepada seorang dokter spesialis bedah onkologi. Akan tetapi dia mengatakan bahwa dokter spesialis tersebut sangat banyak pasiennya sehingga sulit didapat.
Mendengar hal itu, saya berdoa meminta penyertaan Tuhan. Puji Tuhan, keesokan harinya saya langsung dapat appointment dengan dokter tersebut. Tuhan telah membuka jalan bagi saya, sehingga pada hari itu saya bisa langsung diperiksa. Hasil dari pemeriksaan tersebut ditemukan adanya tiga berjolan.
Sebelumnya saya telah memeriksa diri ke RS lain sebagai first opinion dan hasilmya ditemukan satu buah benjolan. Setelah itu saya baru diperiksa oleh dokter spesialis, proses pemeriksaan dapat berjalan dengan cepat. Tuhan memberikan segala kemudahan.
Saya tetap bersyukur, sekalipun hasilnya membuat saya terkejut. Dokter mengatakan, “untung ibu datang lebih cepat karena benjolannya masih kecil-kecil”. Ukuran benjolan yang paling besar hanya 1 cm dan lainnya sebesar 0.7 cm dan 0,6 cm.
Kemudian dokter menyarankan untuk dibiopsi agar mengetahui kategori benjolan tersebut; jenis yang jinak atau ganas. Sebelum melakukan tindakan, dokter kembali memeriksa dengan metode perabaan. Hasil dari USG sebelumnya tedapat tiga benjolan, setelah melakukan pemeriksan metode perabaan, terdapat 5 benjolan.
Setelah dibiopsi, saya harus menunggu hasilnya selama lima hari ke depan. Sebagai manusia jujur timbul rasa khawatir. Dalam keadaan tersebut, saya belajar untuk melihat dari sisi yang berbeda. Saya tidak ingin ada rasa takut, tetapi mulai mempercayai Tuhan.
Pada tahun 2011, saat saya mengalami sakit kelenjar getah bening, keadaan saya begitu lemah dan takut. Namun entah mengapa, kali ini saya dapat merasakan Tuhan telah memberikan saya kekuatan, saya lebih siap menghadapi penyakit ini bahkan dapat bersyukur kepada Tuhan.
Kebaikan Tuhan dapat saya rasakan dari perlakuan para perawat yang sudah begitu sabar dalam merawat saya padahal mereka kelihatan sudah sangat lelah; bahkan dokter pun bersedia melakukan biopsi pada hari itu juga.
Sampai-sampai perawatnya mengatakan, “ibu beruntung deh, dokter biopsinya mau melakukan tindakan hari ini juga, karena biasanya bila sudah lelah dia minta untuk keesokan harinya”. Puji Tuhan, saya merasakan kebaikan Tuhan.
Pada tahun 2011 saya pernah dibiopsi, sehingga masih terbayang betapa sakitnya dibiopsi karena bagian tubuh harus dikorek hingga pada lapisan paling dalamnya. Saya tidak dapat membayangkan lagi bagaimana bila sampai dengan lima titik. Dalam kekhawatiran itu saya mulai berdoa dan menyerahkan diri kepada Tuhan. Saya tidak fokus dengan sakitnya tetapi mulai mengucap syukur dan fokus kepada Tuhan, sebab Tuhan baik.
Ketika itu suami saya sedang dinas ke luar negeri, sehingga adik sayalah yang menemanI. Ia sampai lemas dan gemetaran melhat keadaan saya. Karena tidak kuat hatinya, ia sampai keluar dari ruang pemeriksaan. Sayalah yang seharusnya merasakan takut dan kesakitan. Namun Tuhan memberi saya kekuatan, lucunya saya juga yang harus mengantar adik saya pulang ke rumahnya.
Sebagai karyawan yang baru diangkat dengan jabatan yang baru, saya bertanggung membuat perencanaan kerja di tahun 2023. Secara manusia saya merasakan tubuh ini begitu lemah, saya sangat kesakitan pada bagian payudara dan bagian lainnya.
Saya berpikir mungkin karena hormonal karena saya sudah memasuki diusia 49 tahun. Puji Tuhan, di dalam keadaan seperti itu saya masih dimampukan Tuhan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik, sekalipun keadaan saya yang tidak baik sampai harus menahan rasa sakit dan sambil menunggu hasil pemeriksaan yang keluar pada waktu 5 hari.
Hari Minggunya kami beribadah di GBI GROW (CK8). Saat itu Ps. Monty bertugas membawakan Firman Tuhan. Saya merasakan Firman yang disampaikan berbicara kuat bagi saya pribadi. Selesai beribadah suami saya meminta Ps Monty untuk dapat mendoakan saya, agar hasil pemeriksaan tumornya dapat jinak.
Hasil pemeriksaan biopsi seharusnya sudah dapat keluar pada hari senin, selambat-lambatnya di hari rabu. Namun pihak RS belum juga mengabarinya. Saya mulai merasa kuatir, tetapi Tuhan mengingatkan untuk tetap tenang. Disaat ketakutan, tiba-tiba banyak teman yang menghubungi dan mulai kembali mendukung saya di dalam doa, mulai dari keluarga, teman-teman bahkan hamba Tuhan.
Puji Tuhan, tumor saya dinyatakan jinak. Lima titik yang dinyatakan tumor hanya dua, sedangkan sisanya kategorinya fam (yang istilah kedokteran biasanya ada pada setiap wanita yang ada masalah hormon).
Saya berdoa dengan sungguh-sungguh meminta hikmat kepada Tuhan. Saya teringat saat saya sakit kelenjar gentah bening di tahun 2011 saya berobatnya di Malaka, jadi kali ini saya memutuskan untuk memeriksakan juga di Malaka sebagai opsi terakhirnya.
Akhirnya saya membuat janji dengan dokter untuk berobat di Malaka. Di sanalah Tuhan memberikan mujizat buat saya, hasil pemeriksaan dua benjolan itu dinyatakan bukan tumor dan mengecil.
Padahal saya sudah mempersiapkan jika benar tumor saya sudah siap untuk operasi (angkat) daripada dibiarkan membesar. Tuhan memberkati saya dengan memberikan saya mujizat. Saya sudah tidak minum-minuman keras lagi. Gaya hidup saya mulai berubah termasuk pola tidur saya yang tidak lagi suka bergadang.
Tuhan Yesus sungguh baiik untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Jangan pernah berhenti mengucap syukur bahkan disaat kita sedang mengalami kesesakan. Tetaplah percaya dan fokus kepada Tuhan bukan masalah, saatnya kita bangkit dan menjadi pemenang.
Penanggung Jawab :
Pdm. Robbyanto Tenggala
We use cookies to enhance your experience. By continuing to visit this site, you agree to our use of cookies.
