Setiap tanggal 17 Agustus, kita merayakan kemerdekaan Indonesia dengan penuh semangat nasionalisme. Tapi tahukah kamu? Bendera Merah Putih yang pertama kali dikibarkan saat Proklamasi Kemerdekaan dibuat dari bahan seadanya, yaitu kain sprei dan kain jarik!
Bendera Pertama, Simbol Perjuangan yang Sederhana Tapi Sakral
Pada 17 Agustus 1945, saat Ir. Soekarno membacakan teks proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta, dunia menyaksikan kelahiran sebuah bangsa baru: Indonesia. Namun karena situasi yang serba darurat setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, persiapan pengibaran bendera dilakukan dengan sangat sederhana.
Fatmawati, istri Bung Karno, menjahit sendiri bendera Merah Putih dari kain sprei putih dan kain katun merah yang diambil dari kain jarik. Tidak ada toko kain yang buka. Tidak ada protokol resmi. Tapi dari rumah, lahirlah simbol kemerdekaan yang kini menjadi lambang kehormatan bangsa.
Bukan Sekadar Kain, Tapi Lambang Pengorbanan
Mungkin banyak dari kita yang tidak pernah membayangkan bahwa simbol negara yang kini dikibarkan dengan upacara megah di Istana Merdeka, dulu berasal dari kain rumah tangga biasa. Tapi justru di situlah keistimewaannya: bahwa kemerdekaan bukanlah soal kemewahan, tapi pengorbanan, niat tulus, dan keberanian untuk merdeka.
Bendera Asli Masih Disimpan
Bendera Merah Putih hasil jahitan Ibu Fatmawati dikenal sebagai "Bendera Pusaka". Bendera ini sempat dikibarkan setiap 17 Agustus di Istana Negara hingga tahun 1968. Karena usianya yang semakin tua dan rentan rusak, akhirnya bendera asli disimpan dengan sangat hati-hati di Monumen Nasional (Monas) sebagai warisan sejarah.
APA KATA ALKITAB?
“Berbahagialah bangsa yang Allahnya ialah TUHAN, suku bangsa yang dipilih-Nya menjadi milik pusaka-Nya!”
Mazmur 33:12
Kemerdekaan adalah anugerah Tuhan, bukan hanya hasil perjuangan manusia. Setiap kali kita melihat bendera Merah Putih berkibar, mari kita ingat bahwa di baliknya ada darah, doa, dan harapan dari para pahlawan kita. Jangan pernah lupa untuk mengisi kemerdekaan dengan semangat melayani dan memberkati sesama.
KESIMPULAN
Dari selembar sprei dan kain jarik, lahirlah simbol kebangsaan yang kita hormati hingga hari ini. Fakta ini mengingatkan kita bahwa tidak ada batasan untuk memperjuangkan sesuatu yang benar. Selamat Hari Kemerdekaan ke-[80], Indonesia! Merdeka bukan hanya bebas dari penjajahan, tapi bebas untuk menjadi terang dan garam dunia. (MA)