Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
KASIH SETIA TUHAN
Ruang Remaja

"Sebab seorang anak telah lahir untuk kita,
seorang putera telah diberikan untuk kita;
lambang pemerintahan ada di atas bahunya,
dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib,
Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai."
Yesaya 9:5 TB
Kisah Bob Pierce: Kotak Sepatu yang Mengubah Dunia
Natal seringkali identik dengan daftar keinginan, hadiah yang dibungkus rapi, dan kemewahan. Namun, bagi Bob Pierce, seorang misionaris dan jurnalis yang hidup pada pertengahan abad ke-20, Natal memiliki makna yang jauh lebih dalam, berakar pada tindakan memberi.
Pada tahun 1970, Pierce sedang melayani dan meliput di sebuah panti asuhan di Tiongkok. Di sana, ia bertemu dengan seorang gadis kecil yang sangat kekurangan. Hati Pierce tergerak. Ia mengeluarkan uang $5 terakhir yang dimilikinya dan memberikannya kepada pengasuh panti dengan pesan: "Belikan gadis ini sesuatu dari diriku."
Tindakan sederhana itu menyentuh hati Pierce secara mendalam. Ia menyadari bahwa inti Natal adalah pemberian tanpa pamrih dari Tuhan—Anak yang diberikan (Yesaya 9:5). Pierce kemudian mendirikan Samaritan's Purse, sebuah organisasi bantuan kemanusiaan global, dengan fokus pada melayani mereka yang termiskin dengan belas kasihan.
Filosofi memberi ini kemudian melahirkan Operation Christmas Child, sebuah inisiatif di mana jutaan orang di seluruh dunia mengisi kotak sepatu dengan perlengkapan sekolah, kebersihan, dan mainan, lalu mengirimkannya sebagai hadiah Natal kepada anak-anak yang hidup dalam kemiskinan atau konflik di negara-negara yang sulit dijangkau.
Pierce mengajarkan kita bahwa pemberian terindah bukanlah yang paling mahal, melainkan yang diberikan dengan hati yang tulus kepada mereka yang paling membutuhkan. Tindakan kecil berupa kotak sepatu ternyata memiliki kekuatan untuk membawa harapan dan cinta yang jauh lebih besar daripada sekadar isi materi di dalamnya.
Relevansi dengan Alkitab: Pemberian Anak yang Mengubah Sejarah
Kisah Bob Pierce, yang lahir dari $5 terakhir yang diberikannya, mengingatkan kita pada alasan utama perayaan Natal, yaitu pemberian terbesar yang mengubah sejarah manusia: Anak yang telah lahir dan diberikan untuk kita (Yesaya 9:5).
Natal adalah hari di mana kita merayakan Allah yang memberi tanpa syarat. Dia tidak memberi kita sesuatu yang tersisa, melainkan sesuatu yang paling berharga—Putera-Nya.
Sebagai remaja, di tengah hiruk pikuk diskon dan hadiah Natal yang menarik perhatian, kita diajak untuk melihat ke luar diri sendiri. Bisakah Natal tahun ini kita definisikan ulang? Bukan hanya tentang apa yang kita terima, tetapi tentang apa yang kita berikan yang akan membawa terang, harapan, dan martabat bagi orang lain. Melayani mereka yang miskin, yang terpinggirkan, atau yang sendirian adalah cara paling otentik untuk merayakan kelahiran Raja Damai.
Apa yang Bisa Kita Pelajari?
1. Pemberian Adalah Inti Ibadah
Tanyakan pada diri sendiri, "Bagaimana saya bisa mencerminkan sifat Allah yang memberi pada Natal ini?" Cari kesempatan untuk memberi waktu, talenta, atau harta.
2. Fokus pada Kualitas, Bukan Harga
Nilai sebuah hadiah (atau bantuan) ditentukan oleh cinta yang ada di baliknya, bukan oleh label harga. Hadiah buatan tangan, surat yang tulus, atau waktu yang diluangkan seringkali lebih bermakna.
3. Lihat Keluar
Alihkan fokus dari "Aku butuh apa?" menjadi "Siapa yang paling membutuhkan berkat dan kehadiran Kristus hari ini?" Mungkin itu adalah teman yang sedih, atau tetangga yang kesepian.
4. Tindakan Kecil Membawa Dampak Besar
Satu kotak sepatu kecil bisa menjadi satu-satunya hadiah yang diterima seorang anak sepanjang hidupnya. Jangan remehkan dampak dari tindakan sederhana yang dilakukan dengan hati yang besar.
Sebagai remaja, biarkan Natal tahun ini menjadi perayaan kemurahan hati. Berilah, bukan karena kamu punya banyak, tetapi karena kamu telah menerima yang paling berharga. (MA)
"Go and do something with your life.
God is waiting for you to get out there and use your gifts."
Bob Pierce
Ruang Kesehatan

“Pesta hidangan lezat, jadwal padat, kurang tidur… bagaimana agar tetap bugar?”
Musim Natal adalah waktu yang indah, dipenuhi kehangatan keluarga, pesta, dan tentunya, hidangan spesial yang menggoda selera. Namun, di tengah sukacita ini, kita sering kali mengabaikan pola makan dan istirahat, yang berujung pada perut kembung, kenaikan berat badan, atau kelelahan setelah liburan. Menjaga keseimbangan adalah kunci. Mari kita bahas tips bagaimana tetap sehat sambil menikmati setiap momen Natal dengan penuh sukacita!
TANTANGAN KESEHATAN DI MUSIM NATAL
Periode Natal dan Tahun Baru membawa tantangan khusus bagi kesehatan kita:
a. Porsi Makan Berlebihan
Di meja makan, kita cenderung makan lebih banyak karena suasana yang meriah dan beragamnya hidangan.
b. Asupan Tinggi Gula dan Lemak
Kue, roast beef, saus kental, dan minuman manis sering mendominasi menu.
c. Kurang Tidur
Jadwal kumpul-kumpul dan ibadah yang padat mengurangi jam istirahat.
d. Peningkatan Stres Sosial
Tekanan untuk mengatur acara, perjalanan, atau pertemuan keluarga.
TIPS SEHAT MENIKMATI HIDANGAN NATAL
Kita tetap bisa menikmati feast tanpa mengorbankan kesehatan dengan strategi cerdas:
a. Mulai dengan Sayuran
Sebelum menyentuh hidangan utama, penuhi piring dengan salad atau sayuran yang tersedia. Serat membantu perut cepat kenyang dan mengurangi penyerapan lemak.
b. Atur Porsi dengan Bijak
Prinsip 80/20: Makan sampai kenyang 80%, sisakan 20%. Cobalah hidangan favorit, tetapi ambil dalam porsi kecil.
c. Utamakan Air Putih
Minum air putih sebelum dan di sela-sela makan. Ini membantu mengontrol porsi makan dan mencegah dehidrasi. Ganti minuman manis dengan air atau teh tawar.
d. Jangan Kelaparan
Jangan melewatkan waktu makan pagi atau siang hanya untuk "menghemat tempat" bagi dinner Natal. Ini justru membuat Anda cenderung makan berlebihan.
e. Waspadai Minuman Beralkohol
Minuman beralkohol sering mengandung kalori tinggi dan memicu dehidrasi. Tentukan batas dan selingi dengan segelas air putih.
KUNCI MENJAGA KEBUGARAN FISIK DAN MENTAL
Selain makanan, dua aspek ini sangat penting saat musim liburan:
a. Jaga Kualitas Tidur
Tidur minimal 7-8 jam per malam. Walaupun jadwal padat, prioritaskan istirahat agar tubuh tetap fit menghadapi aktivitas.
b. Tetap Aktif Bergerak
Manfaatkan waktu luang untuk berjalan kaki bersama keluarga, atau melakukan peregangam ringan setelah makan. 20-30 menit jalan kaki dapat membantu pencernaan.
c. Kelola Stres
Liburan seharusnya menjadi waktu relaksasi. Jika terlalu banyak tuntutan, belajarlah berkata tidak pada beberapa agenda yang tidak terlalu mendesak.
KAPAN HARUS WASPADA?
Jika Anda memiliki kondisi kronis (seperti diabetes atau tekanan darah tinggi), perhatikan asupan Anda secara ketat. Segera konsultasikan ke dokter jika:
1. Gula darah Anda melonjak drastis dan sulit dikontrol.
2. Mengalami sakit dada atau pusing yang tidak biasa setelah makan besar.
REFLEKSI ROHANI
Damai Sejahtera Sebagai Sumber Kekuatan
Inti perayaan Natal adalah Damai Sejahtera yang dibawa oleh kelahiran Kristus. Ketika hati kita dipenuhi damai, kita lebih mampu mengelola tekanan dan membuat pilihan yang baik untuk tubuh. Stres adalah feast terburuk bagi tubuh. Ingatlah pesan malaikat:
”Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.”
Lukas 2:14
Jadikan Natal sebagai momen untuk mencari kedamaian batin dan syukur. Saat hati kita damai, kita cenderung tidak mencari kenyamanan berlebihan dalam makanan, sehingga tubuh pun tetap sehat. (MA)
"Rayakan dengan hati gembira,
makan dengan hati yang bijaksana!"
Ruang Kesaksian

"Nyanyian ziarah. Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung;
dari manakah akan datang pertolonganku?
Pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.
Ia takkan membiarkan kakimu goyah,
Penjagamu tidak akan terlelap.
Sesungguhnya tidak terlelap dan tigak tertidur Penjaga Israel.
Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu.”
Mazmur 121:1-5 TB
Perkenalkan nama saya Aeshely, saya tinggal di Bekasi dan saat ini melayani di GBI Rayon 5. Saya ingin berbagi cerita betapa baiknya Tuhan yang telah memberikan anugerah dalam hidup ini.
Semua bermula pada bulan Januari 2021 saya merasakan sakit di telinga kiri dan 4 bulan kemudian merambat sakitnya ke telinga kanan. Lalu saya berobat ke Dokter THT, dari hasil pemeriksaan ditemukan benjolan di leher sebesar telur puyuh. Menurut diagnosa sementara adalah tumor ganas. Saya pun dirujuk ke rumah sakit di daerah Bekasi untuk melakukan biopsi.
Hasil Biopsi menunjukan bahwa saya kena kanker ganas Nasoparing Neoflas dan sudah merambah ke tulang. Kebetulan saya adalah tipe orang yang ceria, sehingga ketika dokter menyampaikan hasilnya kanker ganas saya hanya bilang “ya udah gak apa-apa dok”. Melihat respon saya, dokter agak marah karena terlihat seolah-olah menyepelekan. Sambil menjelaskan bahwa yang saya alami ini adalah penyakit berbahaya dan bisa mengancam nyawa, sebab itu jangan dianggap sepele. Akhirnya saya pun di rujuk ke Dokter Ongkologi.
Saya tidak menyepelekan, namun saya lebih memikirkan kepada biaya pengobatannya. Saya tahu ini tidak mudah dan tidak murah, tetapi membutuhkan biaya yang tidak sedikit juga membutuhkan proses pengobatan yang panjang. Jujur saya tidak memiliki cukup uang. Pikiran saya sudah binggung, bagaimana dengan biaya pengobatannya? Apakah saya sanggup mejalaninya?
Sebagai anak Tuhan, saya punya iman untuk sembuh, Tuhanlah yang menyembuhkan segala penyakit. Oleh sebab itu saya mengantungkan harapan saya kepada Tuhan, saya berdoa biar ada mujizat yang Tuhan kasih. Walaupun kita semua tahu, tidak sedikit orang yang luput dari penyakit kanker. Namun saya harus punya iman untuk bisa sembuh. Karena saya punya Tuhan yang besar yang berdaulat atas hidup saya.
Saya menjalani pemeriksaan Bone Scan di sebuah rumah sakit di daerah Salemba dan saya juga harus melakukan kemoterapi sebanyak 60 kali, Selain kemoterapi, saya juga melakukan radiasi sebanyak 33 kali.
Namun saat kemoterapi ke 10 saya kena stroke ringan, mulut saya mencong. Tetapi Puji Tuhan, 2 hari perawatan di rumah sakit saya pulih Kembali, sehingga dapat melanjutkan kemoterapi. Banyak proses yang harus saya jalani selama proses kemoterapi, ada rasa tidak berdaya namun saya melihat pertolongan Tuhan yang memberikan kekuatan.
Puji Tuhan, Tuhan Yesus sungguh baik, Tuhan yang memberikan kemampuan. Semua biaya dapat terpenuhi dari semua pemeriksaan, baik itu CT-Scan, Bone Scan sampai biaya kemoterapi dan obat-obatan. Semuanya tercover dengan BPJS. Dan satu hal yang saya sangat bersyukur. Tuhan utus seorang anak Tuhan Stevany Worship Leader di gereja Rayon 5, yang kurang lebih selama satu tahun membantu mengurus admin di RS, sehingga semuanya dapat berjalan dengan baik. Terlebih lagi saya bersyukur ada keluarga, teman-teman sepelayanan dari GBI Rayon 5 yang terus mendukung dalam doa serta memberikan saya semangat untuk sembuh.
Dalam kemoterapi yang ke 30, selama 2 jam saya diantara hidup dan mati. Mendadak saya kesulitan untuk bernapas dan denyut nadi saya pun hilang. Saat itu keluarga saya mengira kalau saya sudah tidak ada, sudah meninggal. Namun tiba-tiba saya sadar kembali dan keadaan saya mulai membaik sehingga bisa melanjutkan kemo.
Perjalanan panjang selama 2 tahun membuktikan kalau Tuhan sayang dan masih memberikan kesempatan hidup yang kedua. Hari Selasa, tanggal 9 April 2024 setelah biopsi terakhir, hasilnya saya dinyatakan bersih dari virus kanker. Dokter menyatakan saya sudah sembuh, Haleluyaaaaa Tuhan Yesus dahsyat.
Saya bersyukur dan beterima kasih buat segala apa yang Tuhan sudah buat dalam hidup saya, saya melihat sungguh penyertaanNya sempurna, tidak sekalipun Tuhan meninggalkan saya. Terima kasih Tuhan Yesus Engkau baik dan teramat baik buat saya.
Penanggung Jawab :
Pdm. Robbyanto Tenggala
We use cookies to enhance your experience. By continuing to visit this site, you agree to our use of cookies.
