"Nyanyian ziarah. Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung
dari manakah akan datang pertolonganku?
Pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.
Ia takkan membiarkan kakimu goyah,
Penjagamu tidak akan terlelap.
Sesusnggunya tidak terlelap dan tigak tertidur Penjaga Israel.
Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu."
Mazmur 121:1-5
Nama saya Esther saya adalah seorang Pengerja Migran Indonesia (PMI). Saya ingin berbagi kisah bagaimana Tuhan Yesus sungguh baik. Tuhan tidak pernah terlambat menolong dan selalu memberi kemurahan dalam kehidupan saya.
Bermula tahun 2017 saya kembali bekerja di Hongkong, dan selama di sana saya beribadah di Gereja Africa International Church Hongkong. Di sana saya berkenalan dengan sepasang suami istri, yang wanita seorang Philipina dan yang pria dari Afrika. Pertemanan kami terjalin sangat baik lebih dari setahun.
Hingga pada suatu hari, mereka berdua minta tolong meminjam nomor rekening Bank, untuk menerima transferan uang dari luar Hongkong. Dengan alasan untuk biaya hidup dan bussines mereka. Tanpa curiga saya pun memberikan nomor rekening bank atas nama saya.
Saya sama sekali tidak menaruh curiga, karena mereka orang gereja yang saya anggap orang baik. Namun ternyata kebaikan saya disalah gunakan. Ternyata saya ditipu. Tanpa sepengetahuan saya sebenarnya nomor rekening saya telah disalah gunakan.
Tahun 2019, tiba-tiba 3 orang polisi datang ke rumah tempat saya bekerja. Mereka menangkap dan membawa saya ke kantor polisi. Di sana saya diinterogasi, sidik jari saya diambil. Saya memberikan sejumlah uang sebagai jaminan sehingga saya menjadi tahanan luar selama 10 bulan dan saya pun dibebaskan.
Waktu terus berjalan, hingga 4 tahun kemudian, tanggal 19 Maret 2023 ketika saya akan cuti pulang ke Indonesia, tiba-tiba saat diimigarasi bandara Hongkong saya ditangkap. Saya dirantai, diborgol, diinterogasi dan HP saya pun di tahan. Dengan alasan kasus tahun 2019 dinyatakan belum selesai. Saya dikirim ke tahanan penjara di tempat lain. Selama 1 minggu saya tidur di penjara Hongkong.
Saya diadili dengan tuduhan sebagai pengguna money laundry. Sekali lagi saya memberikan uang jaminan supaya saya tidak ditahan tidur di penjara Hongkong. Saya tidak mau masuk ke sana lagi, karena begitu mengerikan suasana penjara Hongkong.
Akhirnya dalam proses pengadilan saya memutuskan untuk tinggal di rumah pastory gereja, di GBI CK 10 yang digembalakan oleh Pdt. Bernard H. Saya sudah cukup lama mengenal beliau. Saya tinggal di sana sampai kasus selesai.
Selama menjadi tahanan luar saya dilarang meninggalkan Hongkong sampai proses sidang pengadilan selesai. Saya harus bolak balik menghadiri sidang, Puji Tuhan saya selalu didampingi Pdt. Bernard dan Ibu Annie sampai proses persidangan selesai. Banyak hal yang saya rasakan dimana pertolongan Tuhan itu sungguh nyata dan ajaib. Karena saya merasa terhimpit dengan keadaan, begitu banyak tekanan dan posisi saya sangat sulit.
Dalam proses hukum yang berjalan saya benar-benar belajar berserah kepada Tuhan, terus berdoa dan mendekatkan diri dalam hadirat Tuhan. Saya banyak dikelilingi anak-anak Tuhan yang turut mendoakan untuk hasil keputusan pengadilan yang terbaik. Allah turut bekerja dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikan.
Di sinilah saya mengalami Tuhan, Tuhan tidak pernah terlambat memberikan pertolongan-Nya. Di negara orang saya dikelilingi oleh anak-anak Tuhan yang selalu mendukung di dalam doa. Karena tinggal di gereja maka saya banyak terlibat dalam pelayanan, COOl, KOM, pelayanan Minggu. Rohani saya bertumbuh, iman saya pun timbul karena pendengaran akan Firman Tuhan. Itulah yang menguatkan saya. Meskipun saya mendengar bahwa jika terbukti bersalah maka hukuman yang dijatuhkan bisa 9, 7, 6 tahun penjara atau vonis bebas.
Dan pada saat sidang terakhir, keputusannya adalah nama baik, no criminal; dinyatakan saya bebas dan tidak bersalah. Haleluya, Puji Tuhan. Tuhan Yesus baik. Sungguh penyertaan dan kekuatan yang dari Tuhan yang kasih-Nya tidak terbatas, yang memampukan saya melewati masa-masa proses sidang pengadilan sampai selesai. Semua hanya karena anugerah kasih karunia Tuhan Yesus yang melepaskan saya dari jerat hukum dan saya bisa kembali berada di Indonesia.