Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
APAKAH ALKITAB MASIH DAPAT DIPERCAYA?
Ruang Remaja

"dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia.
Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati
yang seorang menganggap yang lain lebih utama
dari pada dirinya sendiri."
Filipi 2:3 TB
Kisah Howard Schultz: Dari Kemiskinan ke Prioritas Karyawan
Howard Schultz, tokoh di balik raksasa kopi global, Starbucks, tidak lahir dari keluarga kaya. Ia tumbuh besar di perumahan umum yang miskin di Brooklyn, New York. Pengalaman masa kecilnya, terutama melihat ayahnya yang bekerja keras tetapi tidak dihargai atau diberi tunjangan oleh perusahaan, menanamkan nilai yang mendalam dalam dirinya: setiap orang harus diperlakukan dengan hormat dan bermartabat.
Ketika Schultz mengambil alih Starbucks, visinya bukanlah hanya menjual kopi terbaik. Visinya adalah menciptakan perusahaan yang memperlakukan karyawannya sebagai prioritas utama.
Pada tahun 1980-an, sebuah perusahaan yang menawarkan asuransi kesehatan penuh dan opsi saham kepada semua karyawan—bahkan mereka yang bekerja paruh waktu—adalah hal yang revolusioner. Keputusan ini menghabiskan biaya besar dan dikritik oleh analis Wall Street, yang mengatakan Schultz terlalu "baik hati" dan mengurangi keuntungan.
Namun, Schultz berpegang teguh pada keyakinannya. Baginya, melayani karyawan (disebut partners) dengan baik adalah bentuk kerendahan hati dan investasi terbaik. Ia yakin bahwa karyawan yang merasa dihargai dan dilayani akan melayani pelanggan dengan sepenuh hati pula.
Waktu membuktikan bahwa ia benar. Loyalitas karyawan yang tinggi menghasilkan pengalaman pelanggan yang konsisten dan positif, yang pada akhirnya menjadikan Starbucks sebuah fenomena global. Kisahnya menunjukkan bahwa melayani orang lain dengan kerendahan hati adalah kunci utama keberhasilan yang berdampak.
Relevansi dengan Alkitab: Mengutamakan Orang Lain
Filosofi bisnis Howard Schultz mencerminkan esensi dari Filipi 2:3, yang mengajak kita untuk bertindak tanpa didorong oleh kepentingan diri sendiri, melainkan dengan kerendahan hati untuk menganggap orang lain lebih utama.
Di usia remaja, kita sering tergoda untuk berbuat sesuatu agar dilihat hebat, dihargai, atau menikmati previlege (kepentingan diri sendiri). Namun, ajaran Alkitab selalu membalikkan logika dunia: kekuatan sejati ditemukan dalam melayani.
Kerendahan hati berarti kita menyingkirkan ego kita sejenak dan melihat kebutuhan serta martabat orang lain —baik itu teman, guru, atau bahkan petugas kebersihan sekolah — sebagai hal yang lebih penting. Sama seperti Schultz memprioritaskan tunjangan bagi barista, kita bisa memprioritaskan dukungan bagi teman yang kesusahan, tanpa mengharapkan pujian. Ketika kita melayani dengan hati yang tulus, kita bukan hanya membangun karakter, tetapi juga menyebarkan kasih Kristus.
Apa yang Bisa Kita Pelajari?
1. Servis Adalah Kekuatan
Jangan berpikir bahwa melayani berarti lemah. Justru, kerendahan hati untuk melayani adalah kekuatan kepemimpinan yang besar.
2. Cek Motivasi Diri
Sebelum bertindak, tanyakan pada diri sendiri: "Apakah aku melakukan ini untuk mendapatkan pujian, atau untuk memberi nilai kepada orang lain?"
3. Hormati Semua Orang
Ambillah pelajaran dari Schultz; perlakukan semua orang, terlepas dari jabatan atau status sosial mereka, dengan martabat dan rasa hormat yang sama.
4. Investasi dalam Kebaikan
Ketika kamu berinvestasi dalam kebaikan dan kesejahteraan orang lain, kamu sedang menanam benih yang hasilnya akan kembali kepadamu dalam bentuk yang jauh lebih besar dan bermakna.
Sebagai remaja, mari kita tinggalkan ego kita di pintu. Carilah kesempatan hari ini untuk melayani dan mengutamakan orang lain, karena di sanalah letak sukacita yang paling dalam dan abadi. (MA)
"We are not in the coffee business serving people,
but in the people business serving coffee."
Howard Schultz
Dunia Kita

Tahukah kamu bahwa bambu bukanlah pohon, melainkan anggota keluarga rumput raksasa, dan merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan tercepat di dunia? Beberapa spesies bambu dapat tumbuh hingga 91 cm (sekitar 3 kaki) dalam sehari! Namun, fakta paling unik terletak pada akarnya: setelah ditanam, bambu bisa tidak menunjukkan pertumbuhan di permukaan selama beberapa tahun. Selama periode ini, ia sibuk membangun sistem akar yang sangat kuat dan kompleks di bawah tanah. Hanya setelah akarnya kokoh barulah bambu melesat tinggi dengan kecepatan luar biasa. Fenomena ini menjadi pengingat bahwa persiapan yang tak terlihat sering kali menjadi kunci untuk mencapai pertumbuhan yang cepat dan kekuatan yang tak terpatahkan di masa depan.
BAMBU: FLEKSIBEL DALAM BADAI
Selain kecepatannya, bambu terkenal karena kombinasi kekuatan dan kelenturannya. Batangnya berongga, yang membuatnya ringan namun sangat kuat, bahkan sering digunakan sebagai bahan konstruksi. Ketika badai datang, pohon keras mungkin patah, tetapi bambu akan melentur dengan anggun mengikuti arah angin. Ia tidak melawan kekuatan badai, melainkan beradaptasi, dan segera kembali tegak setelah badai berlalu. Kekuatan bambu terletak pada kemampuannya untuk beradaptasi tanpa menyerah. Proses ini adalah gambaran bagaimana kita harus fleksibel dalam menghadapi kesulitan hidup, tahan banting, dan kembali berdiri tegak setelah melewati cobaan.
APA KATA ALKITAB?
Meskipun bambu tidak disebutkan secara eksplisit dalam Alkitab, prinsip pertumbuhannya yang berfokus pada penguatan akar sangat selaras dengan ajaran Alkitab tentang pentingnya fondasi dan penjangkaran diri. Alkitab sering menggunakan metafora pohon yang berakar kuat untuk menggambarkan orang benar. Dalam Yeremia 17:7-8, dikatakan:
"Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah."
Ayat ini mengajarkan bahwa seperti bambu yang membangun akar yang tak terlihat untuk bertahan hidup, kita harus menancapkan akar iman dan harapan kita kepada Tuhan agar kita tetap teguh dan berbuah, bahkan di tengah "tahun kering" atau kesulitan hidup.
KESIMPULAN
Fakta unik tentang bambu ini memberikan dua pelajaran utama: nilai dari investasi tersembunyi dan kekuatan dalam kelenturan. Jangan pernah berkecil hati jika upaya atau persiapanmu saat ini belum terlihat hasilnya di permukaan; kamu sedang membangun akar yang kuat. Dan ketika badai datang, belajarlah dari bambu: melentur, jangan patah. Dengan akar yang dalam dan semangat yang fleksibel, kita akan mampu menjulang tinggi dan menjadi berkat. (MA)
Ruang Kesaksian

"Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-ku mengenai kamu,
demikianlah firman Tuhan,
yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan,
untuk memberikan kepadamu hari depan yan penuh harapan."
Yeremia 29:11 TB
Shalom,
Perkenalkan nama saya Inda berasal dari Flores. Saat ini saya masih kuliah sambil bekerja di daerah Badung (Bali). Dalam kesempatan ini, ijinkan saya untuk membagikan perjalanan hidup melalui kesaksian ini.
Rancangan Tuhan sungguh indah. Dia merancangkan hal yang luar biasa dalam kehidupan saya. Bukan karena kekuatan dan kehebatan, melainkan dari cinta kasih dan kuasa Tuhan Yesus dalam hidup saya.
Saya tumbuh dari tata cara keagamaan dan adat istiadat yang cukup kuat dalam ketaatan. Lingkungan keluarga saya masih tunduk dan percaya akan adat istiadat dengan arwah leluhur. Walaupun demikian saya tetap rajin pergi ke gereja, berdoa serta aktif dalam kegiatan anak muda.
Kewajiban kami adalah mematuhi adat istiadat dan melakukannya sebagai gaya hidup. Apabila ada yang tidak mematuhi dan melanggarnya kami percaya akan mendapat hukuman seperti sakit penyakit dan masalah yang datang silih berganti hingga akhirnya berujung kematian.
Saat itu saya belum mengenal kasih karunia Tuhan serta tidak mengerti tentang keselamatan. Namun saya mempercayai bahwa Tuhan Yesus Kristus sudah mati di atas kayu salib untuk menebus dosa umat manusia dan pada hari ketiga, Ia bangkit dan menang atas maut.
Sebagai seorang anak Tuhan Yesus, saya belum sungguh-sungguh di dalam Tuhan. Saya masih gemar berpesta pora sampai pagi, mabuk-mabukan, berpacaran tidak kudus. Kehidupan saya penuh dengan keduniawian dan menuruti keinginan daging. Saya merasakan perbuatan saya itu sudah banyak mendukakan Tuhan.
Bahkan ketika saya sedang mengalami kelemahan, kekecewaan, sakit penyakit serta dalam mengambil keputusan untuk masa depan, saya lebih memilih mempercayai leluhur nenek moyang kami dari pada Tuhan. Karena menurut saya jawaban doa dari Tuhan waktunya sangat lama, bahkan perlu kesabaran dan ketaatan. Bagi saya menunggu itu adalah hal yang sangat membosankan dan menjengkelkan.
Saya lebih suka memohon pertolongan dari arwah leluhur kami. Saya bahkan tidak jarang menyalahkan Tuhan apabila berdoa dan memohon kepada Tuhan tetapi tidak dikabulkan, saya jadi membenci Tuhan. Saat itu, sungguh perbuatan saya sudah melenceng dari Firman Tuhan dan tidak menyenangkan hati Tuhan Yesus.
Pada tanggal 5 Agustus 2020, pertama kali saya menginjakan kaki saya di tanah Dewata Bali. Bukan tanpa tujuan saya pergi ke sana tetapi bersama dengan sepupu saya akan mengikuti seleksi TNI AD (KOWAD) di Denpasar.
Hanya dalam kurun waktu seminggu, saya bersama dengan sepupu mendapat kabar bahwa kami gagal lolos di seleksi untuk ketahap berikutnya. Saya begitu kecewa, malu dan merasa putus asa. Semuanya bercampur menjadi satu dalam hati juga pikiran saya. Ditambah lagi adanya saudara dan orang-orang di kampung mencemooh saya dengan mengatakan bahwa saya hanya menghabiskan uang dengan hal yang tidak ada gunanya.
Saya hanya dapat menangis. Tetapi bersyukur dalam keputusasaan itu, ayah tetap mendukung. Dia memberi nasehat agar saya harus tetap bersemangat, jangan putus asa karena ini bukan akhir dari perjuangan.
Akhirnya saya memutuskan untuk menetap di Bali dan mencari pekerjaan. Puji Tuhan, sekalipun saya mengalami depresi namun saya masih dapat bangkit dan kuat melewati persoalan yang ada.
Pada awal bulan September 2020, saya dihubungi oleh teman sekolah yang kebetulan sudah bekerja lama di Bali, dia mengajak saya untuk tinggal bersama di kostnya Setelah satu bulan menganggur, akhirnya pada awal bulan Oktober saya mendapatkan pekerjaan di sebuah laundry. Puji Tuhan saya sudah dapat membantu teman saya untuk membayar kost bahkan dapat membagikan pendapatan saya kepada ayah dan adik-adik saya.
Namun setelah 8 bulan saya dipecat dan pada tanggal 3 Juni 2021, kembali saya menganggur. Saya terus berupaya untuk mencari pekerjaan baru tetapi tidak juga mendapatkannya.
Sebagai seorang manusia saya hampir putus asa. Saya mengambil keputusan apabila hingga bulan Desember 2021 belum juga mendapat pekerjaan, saya terpaksa harus pulang ke kampung. Dalam pergumulan itu saya tetap berdoa kepada Tuhan Yesus, dan tidak lupa memohon petunjuk dari leluhur kami.
Pada saat yang tidak diduga, teman saya menawarkan kepada saya untuk kuliah bersamanya di kampus terdekat. Dia akan membantu membiayai perkuliahan sampai saya sudah mendapatkan pekerjaan sendiri. Namun saat itu menolak karena saya tidak ingin kuliah lagi. Akhirnya teman saya kuliah sendiri dengan hasil kerja kerasnya.
Pada saat itu timbulah kebencian kepada Tuhan Yesus. Saya merasa Tuhan itu tidak adil, Tuhan pilih kasih. Tuhan hanya memberikan kesuksesan kepada orang lain tetapi tidak kepada saya. Saya memutuskan untuk jauh dari Tuhan. Saya tidak suka mendengarkan atau membaca hal-hal yang berhubungan dengan rohani. Saya jadi malas berdoa dan ke gereja.
Akhirnya pada tanggal 29 Nopember 2021, saya mendapat pekerjaan di suatu perusahaan menjadi security gudang. Saya sangat bahagia karena saya menganggap ini merupakan hadiah ulang tahun. Setelah seminggu saya beradaptasi dengan pekerjaan baru tersebut, saya mulai merasa akrab dengan lingkungan teman-teman baru.
Saya melihat bahwa teman-teman saya memiliki hobi dan kebiasaan yang sama dengan saya menjadi anak muda yang mencintai kenikmatan dunia seperti berpesta pora dan mabuk-mabukan. Tetapi saya melihat ada satu teman yang sungguh berbeda dari teman-teman lainnya.
Seorang teman pria yang takut akan Tuhan dan cukup akrab dengan saya. Dia sangat rajin beribadah, suka menyanyikan lagu-lagu pujian. Pada intinya dia sangat menyukai hal-hal rohani. Walaupun saya akrab tetapi saya menilainya sebagai pria yang berlebihan.
Saya merasa bosan dan malas bila sudah membicarakan tentang Tuhan atau menyanyikan lagu-lagu rohani. Tetapi entah kenapa saya merasa nyaman untuk berteman dengannya. Semakin lama saya bergaul dengannya saya merasa Tuhan mulai menjamah dan melawat diri saya. Tanpa saya sadari saya mulai menyukai lagu-lagu pujian. Saya mulai banyak bertanya tentang hal-hal yang rohani.
Perlahan saya merasa risih mendengarkan lagu-lagu dunia. Kemudian teman saya mulai mengajak saya untuk ikut ibadah di gereja. Saya merasakan damai sejahtera ketika mendengarkan lagu pujian. Jujur sebagai orang awam, saya sempat merasa terkejut dan takut ketika pertama kali mendengarkan bahasa Roh.
Tetapi hal itu tidak membuat saya berhenti, namun saya seperti haus dan rindu untuk berada di dalam ibadah itu. Saya mulai aktif mengikuti ibadah COOL, rumah doa sampai menara doa. Lambat laun melalui pengajaran, saya mulai mengerti kebenaran Firman Tuhan.
Pada tanggal 5 Juni 2022, saya menerima Tuhan Yesus sebagai Juru slamat pribadi, saya lahir baru. Tidak ada paksaan dari siapa pun, tetapi karena kerinduan saya sendiri. Puji Tuhan, ayah saya mendukung dan merestui keputusan itu.
Sungguh dahsyat pekerjaan Tuhan. Sejak saat itu saya merasakan kehidupan saya sungguh berubah. Saya dapat lebih mencintai Tuhan Yesus. Saya merasakan Roh Kudus menguasai diri saya. Perlahan-lahan keinginan daging yang dulu selalu saya sukai kini mulai menghilang.
Saya benar-benar merasakan lawatan Tuhan. Dengan saat teduh, membaca Firman Tuhan, saya mulai melakukan Firman Tuhan di dalam kehidupan saya. Saya minta pengurapan Tuhan agar mampu melakukan semua apa yang Tuhan inginkan sesuai dengan Firman-Nya.
Setelah beberapa bulan berlalu, saya mulai dipercaya untuk melayani sebagai singer di Gereja Mahogany Bali. Dan atas kebaikan Tuhan Yesus saya kini dapat melanjutkan pendidikan saya di salah satu kampus Sekolah Tinggi di Denpasar.
Saya mendapat kabar bahwa teman yang dulu pernah menawarkan saya kuliah bersamanya kini harus mengulang kuliahnya lagi dikarenakan kampus itu bermasalah dan harus ditutup. Mendengar hal itu saya sungguh bersyukur kepada Tuhan karena sudah mengurungkan niat kuliah di kampus tersebut. Karena Tuhan lebih mengetahui apa yang terbaik buat saya. Puji Tuhan, saat ini saya bisa kuliah, bekerja dan melayani Tuhan.
Saya percaya bahwa bila saya berada di Bali hingga saat ini, bukan karena rencana dan kehendak saya, tetapi Tuhan telah menetapkan dan merencanakan masa depan yang penuh dengan harapan.
“Bukan kamu yang memilih aku, tetapi Akulah yang memilih kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku diberikan-Nya kepadamu.”
Yohanes 15:16-17
Tuhan tidak akan mengingkari janji-Nya. Masa depan yang baik sudah diberikan. Perjalanan iman mungkin tidak selalu mulus. Tetapi percayalah Tuhan selalu menyertai. Apabila Tuhan mengijinkan masalah itu datang, Tuhan ingin agar kita sepenuhnya mencari Tuhan dan selalu berharap kepada-Nya. Setiap proses yang kita lewati Tuhan akan selalu ada menyertai dan tidak dibiarkannya kita jatuh tergeletak, sebab Tuhan adalah Bapa yang baik.
Saya percaya Tuhan terus mengubah kehidupan saya. Mujizat Tuhan yang dahsyat membuat saya memperoleh kasih karunia Tuhan Yesus. Sekarang kehidupan saya hanya dapat berserah kepada Tuhan dan harapan yang terbesar agar kiranya Tuhan Yesus memakai saya untuk lebih lagi menjadi garam dan terang bagi keluarga dan orang-orang sekitar saya. Haleluya. Amin.
Penanggung Jawab :
Pdm. Robbyanto Tenggala
We use cookies to enhance your experience. By continuing to visit this site, you agree to our use of cookies.
