Utamakan Tuhan diatas Tuaian Berkat
Posted by Admin 2025-10-10
 
                        Sharing Supplemen COOL Oktober 2 2025
Utamakan Tuhan diatas Tuaian Berkat
Amsal 3:5-15
Tahun 2025 adalah Tahun Penuaian. Sesuai dengan tuntunan Roh Kudus melalui Gembala Sidang kita, Pdt.DR.Ir. Niko Njotorahardjo, salah satu penuaian yang Allah janjikan di Tahun Penuaian ini adalah tuaian berkat, yang artinya tuaian secara kekayaan. Amin. Namun, seperti halnya semua janji yang Allah nyatakan, hal itu juga menyiratkan adanya bagian yang harus kita lakukan. Dalam pengandaian tuaian secara pertanian, kita mengerti tidak mungkin ada tuaian (panen) tanpa di dahului penaburan benih.
Demikian juga penuaian berkat secara kekayaan, tentunya menyiratkan adanya bagian yang harus kita lakukan. Penulis Amsal mengangkat perihal berkat secara kekayaan dalam beberapa ayat yang telah kita baca hari ini. Setidaknya ada 2 (dua) hal yang perlu kita perhatikan dan lakukan sebagai bagian kita:
1. Percaya kepada Tuhan dalam segala hal, termasuk dalam hal kekayaan.
Penulis Amsal mengingatkan kita bahwa yang akan membuat hidup kita baik (ayat 8) dan membuat kita berhikmat dalam menjalankan hidup (ayat 13) adalah penyerahan diri kita kepada Tuhan (ayat 5, 6, 11). Hikmat yang kita dapatkan dari-Nya bahkan lebih berharga dari segala kekayaan yang dapat di dunia(ayat 14-15). Hal ini sepertinya terdengar sederhana, namun kenyataannya banyak orang Kristen yang tidak benar-benar percaya kepada Tuhan, yaitu percaya kepada firman-Nya, percaya kepada penyertaan-Nya padahal itulah yang akan membuat kesejahteraan dari Allah turun kepadanya (bdk. Ayat2).
Ada banyak cara untuk memperoleh kekayaan materi di dunia ini, termasuk dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan firman Tuhan. Cara-cara memperoleh kekayaan dengan kecurangan, penipuan, korupsi, penindasan, pencurian, tidak memberikan upah, penetapan bunga hutang berlebihan, perampasan, dan sebagainya, jelas-jelas ditentang oleh Allah dalam berbagai ayat dalam Alkitab. Tetapi banyak orang-orang yang mengaku Kristen ternyata melakukan hal-hal tersebut, bahkan dibungkus dengan motivasi yang sepertinya terdengar “mulia” seperti “demi anak, demi keluarga, demi kelangsungan hidup” dan lain-lain, tetapi akibatnya merugikan orang lain.
Selain itu, dengan melakukan hal-hal tersebut akan menumpulkan moralitas dan sikap takut akan Allah. Penulis Amsal mengingatkan kita untuk percaya kepada Tuhan dan menempatkan Dia, menempatkan jalan-Nya dan hikmat-Nya di atas segala hal, termasuk di dalam mengumpulkan harta kekayaan (tuaian materi).
Diskusi:
Apakah dalam mengumpulkan harta kekayaan, saudara SELALU melakukannya sesuai dengan hikmat dan kebenaran firman Tuhan? Pernahkah saudara kompromi firman demi mendapatkan kekayaan atau sesuatu yang saudara inginkan?
2. Penggunaan hartamu mengekspresikan posisi Tuhan dalam hidupmu.
Sangat menarik, penulis Amsal, tentunya dengan hikmat Roh Kudus, menyamakan antara penggunaan keuangan dengan memuliakan Tuhan (ayat 9). Bahkan lebih lanjut, hal itu dikaitkan dengan penuaian berkat yang Allah janjikan (ayat 10). Jika kita mengklaim bahwa kita menempatkan Tuhan sebagai yang nomor satu dalam hidup kita, maka kehidupan kita perlu mengekspresikan klaim tersebut, termasuk dalam hal bagaimana kita menggunakan keuangan kita. Jika kita mengklaim Tuhan sebagai yang pertama dalam hidup kita, maka penggunaan pertama dari kekayaan kita (“sulung”) hendaklah diberikan kepada Tuhan terlebih dahulu. Ini adalah prinsip yang berlaku di keseluruhan Alkitab.
Tahukah saudara, di dalam hidup kita ternyata pergulatan siapa yang menjadi pertama dalam hidup kita, bukanlah antara Tuhan vs. Keluarga, atau Tuhan vs. Pekerjaan, atau bahkan bukan Tuhan vs. Iblis, tetapi pergulatan utama itu adalah Tuhan vs. Harta. Hal yang dapat mempengaruhi hidup kita baik secara jasmani maupun rohani adalah apakah Tuhan atau Harga yang kita tempatkan sebagai yang pertama dalam hidup kita. Tuhan Yesus sendiri mengangkat perihal ini dalam Matius 6:19-24 (bacalah bersama-sama). Jika mata kita hanya memandang harta atau menempatkan harta kekayaan sebagai yang utama dalam hidup kita, maka gelaplah mata kita (Mat. 6:22).
Menempatkan kekayaan sebagai yang terutama dapat mendorong kita pada kejahatan (Mat. 6:23, bdk. 1 Tim. 6:10 dan Pkh. 5:10). Namun jika kita menempatkan Tuhan sebagai yang paling atas dalam hidup kita, yang salah satu bukti atau ekspresi hal itu adalah kita memberikan yang pertama dari kekayaan kita kepada-Nya, Alkitab menjamin bahwa tuaian berkat dan kesejahteraan tidak pernah jauh dari kita (Ams. 3:1-2, 10, 13-17).
Diskusi:
Apakah saudara setia memberikan persembahan, termasuk persepuluhan kepada Tuhan?
Penutup
Kita tidaklah mengusung teologi kemakmuran yang mengajarkan “dengan memberi A terlebih dahulu, maka B akan kita dapatkan”. Kita memberi kepada Tuhan justru karena Dialah yang telah lebih dahulu memberi kepada kita. Sikap percaya kita kepada-Nya dan pemberian kita kepada-Nya adalah salah satu bukti bahwa kita mengucap syukur atas berkat-berkat yang Ia berikan dan sebagai bukti bahwa kita bergantung kepada-Nya, termasuk dalam hal berkat-berkat yang kita butuhkan untuk menjalankan hidup kita di dunia ini. Amin (CS)