UTAMAKAN TUHAN DI ATAS TUAIAN BERKAT
Posted by Admin 2025-10-17
                        UTAMAKAN TUHAN DI ATAS TUAIAN BERKAT
Commander of Thousand – (Minggu 3 - Okt 2025)
Bahan Bacaan :
Amsal 3:5-15 "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri."
Penjelasan Materi :
Guys, bayangkan kalau tiba-tiba kamu dapat transfer uang Rp 1.000.000 di rekeningmu hari ini. Apa yang pertama kali muncul di pikiranmu? “Wah, bisa langsung beli sepatu baru yang lagi trending!”, atau “Asik, bisa top up game lebih banyak!”. Itu wajar banget, karena sebagai anak muda kita sering menghubungkan berkat dengan gaya hidup. Tapi pernahkah kamu berpikir: bagaimana kalau ternyata uang atau berkat itu bukan hanya bonus, tapi ujian kecil dari Tuhan? Ujian untuk melihat siapa yang sebenarnya jadi prioritas dalam hidupmu: berkatnya, atau Sang Pemberi berkat?
Dalam hidup kita, ada banyak kebutuhan dan keinginan. Tapi pertanyaannya: apa yang kita set sebagai prioritas utama? Kalau Tuhan tidak jadi pusat, hidup kita akan lemot, berat, bahkan bisa “error”. Guys, supaya kita nggak salah langkah dalam mengelola berkat—entah itu uang jajan, gaji pertama, atau bonus kecil—kita perlu lihat dulu apa kata Firman Tuhan. Ada satu bagian Alkitab yang relevan bukan cuma buat orang tua, tapi juga buat kita yang masih muda. Nah mari kita belajar ada 3 pengertian dari Amsal 3:5–15 :
1. Percayalah Kepada Tuhan, Bukan Pada Pikiranmu Sendiri (Amsal 3:5-6)
Dalam bahasa Ibrani, kata “percaya” (bāṭaḥ) berarti bersandar penuh, seperti seorang anak yang lompat ke pelukan ayahnya tanpa ragu. Ini bicara tentang ketergantungan total pada Tuhan. Banyak orang muda berpikir mereka bisa mengatur uang mereka dengan pintar menurut logikanya: investasi, gadget terbaru, atau gaya hidup. Tetapi ayat ini mengajarkan: jangan bersandar hanya pada kalkulasi manusiawi. Sama seperti kalian main game. Kalian dapat banyak gold coin. Kalau kalian pakai sembarangan,
habis begitu saja. Tapi kalau kalian ikuti “guide” atau mentor, coin itu bisa dipakai untuk naik level dengan bijak. Begitu juga uang: kalau kita ikut Tuhan sebagai “guide utama”, hidup kita akan naik level. Jadi percaya pada Tuhan berarti menaruh Dia sebagai “manajer keuangan utama” dalam hidup kita.
2. Hormatilah Tuhan dengan Hasil Pertama dari Berkatmu (Amsal 3:9-10)
Dalam konsep Ibrani, “hasil pertama” (re’shiyt) adalah persembahan sulung. Itu bukan sisa, tapi yang pertama dan terbaik. Tuhan layak menerima bagian pertama, bukan bagian terakhir. Banyak anak muda menunda: “Kalau nanti sudah kaya, baru memberi.” Tetapi Tuhan mau kita belajar setia sejak kecil. Seperti saat kamu ulang tahun, dan temanmu kasih hadiah kotak indomie bekas & kotor, karena dia sudah pakai kardus itu untuk hal lain. Rasanya gimana? Tidak tulus, bukan? Demikian juga kalau kita memberi Tuhan sisa. Tuhan ingin yang terbaik. Kalau dapat uang jajan Rp100.000, langsung sisihkan persembahan atau perpuluhanmu. Jangan tunggu habis baru ingat. Itu melatih hati bahwa Tuhan lebih besar dari uang. Mengutamakan Tuhan berarti menaruh Dia di urutan pertama dalam mengatur berkat, bukan di urutan terakhir.
3. Harta yang Terbesar adalah Hikmat Tuhan, Bukan Uang (Amsal 3:13-15)
Hikmat (ḥokmāh) adalah kebenaran Allah yang diaplikasikan dalam hidup sehari-hari. Ini lebih berharga dari uang, karena uang bisa habis, tapi hikmat menolong kita mengelola hidup. Dunia berkata: “Uang adalah segalanya.” Dan Uang bisa beli rumah, tapi tidak bisa beli kebahagiaan. Uang bisa beli kasur empuk, tapi tidak bisa beri tidur nyenyak. Seperti banyak artis muda kaya raya, punya jutaan followers, tapi hatinya kosong bahkan depresi. Kenapa? Karena uang tidak bisa menggantikan hikmat dan damai dari Tuhan. Belajar menabung, mengelola, dan memberi bukan hanya soal uang, tapi melatih hati supaya tidak dikuasai oleh uang. Dengan hikmat, kita tahu kapan menahan, kapan memberi, kapan menggunakan. Hikmat lebih bernilai dari harta, karena hikmat menuntun kita untuk menggunakan harta sesuai dengan kehendak Allah.
Guys, hidup kita bukan diukur dari seberapa banyak uang yang kita punya, tapi dari seberapa besar Tuhan punya tempat di hati kita. Dunia mungkin bilang, “Kalau kamu punya harta, kamu berharga.” Tapi Firman Tuhan bilang, “Kalau kamu punya Tuhan, kamu sudah punya segalanya.” Karena itu, jangan biarkan berkat membuat kita lupa kepada Sang Pemberi Berkat. Jadikan Tuhan prioritas utama, dan lihat bagaimana Ia memimpin masa depanmu jauh lebih indah daripada apa pun yang bisa dibeli dengan uang.
Ingatlah: uang bisa habis, tren bisa lewat, tapi hidup yang ditaruh di tangan Tuhan akan selalu punya makna yang kekal.! Amin.
Bahan Diskusi:
(1) “Kalau kamu dapat Rp1.000.000 hari ini, apakah Tuhan akan jadi orang pertama yang kamu ingat, atau justru daftar belanja yang lebih dulu muncul?”
(2) “Apakah selama ini uang menguasai caramu hidup, atau hikmat Tuhan yang menuntun cara kamu menggunakan uang?” (HE)